Nadia mengatakan saat ini, vaksinasi Covid-19 untuk anak menggunakan vaksin Sinovac yang dibuat oleh PT Bio Farma.
Sebab, hanya vaksin Covid-19 buatan Sinovac jadi yang pertama diizinkan BPOM dan ITAGI untuk diberikan pada anak usia 12 hingga 17 tahun. Apalagi vaksin Sinovac sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari BPOM.
Sedangkan vaksin buatan Pfizer dan Moderna meski sudah mendapatkan EUA dari BPOM, tapi untuk diberikan pada usia anak belum diizinkan, meskipun hasil uji klinis dan epidemiologis kedua vaksin tersebut sudah mencukup untuk anak di bawah 17 tahun.
"Tetapi tidak menutup kemungkinan vaksin Pfizer maupun Moderna yang data uji klinis dan epidemiologi itu cukup, kemudian diputuskan ITAGI dan BPOM aman diberikan untuk usia 12 sampai 17 tahun," imbuh Nadia.
5. Ceritakan kondisi anak kepada dokter
Seperti vaksinasi pada orang dewasa, anak juga akan melalui tahap skrining. Dokter Cissy meminta agar setiap pertanyaan terkait oenyakit ataupun keluhan kesehatan yang dialami anak harus dijawab dengan jujur.
"Kalau belum bisa jawab sendiri bisa orang tuanya. Harus dijawab dengan jujur semua yang diderita. Misalnya anak pernah alergi telur waktu kecil, itu harus diceritakan. Anak pernah terakhir ada kaligata, itu harus diceritakan. Karena nanti ada list siapa yang boleh divaksin, siapa yang tidak boleh," ucapnya.
Termasuk juga jika anak memiliki penyakit kronis, misalnya asma. Baik orangtua ataupun anak perlu menyampaikan kepada vaksinator kapan terakhir kali penyakit kroniknya kambuh atau pun sedang konsumsi obat tertentu.
Dokter Cissy mengatakan, pada anak yang memiliki penyakit bawaan harus dipastikan komorbidnya dalam keadaan stabil ketika vaksinasi dilakukan.
Baca Juga: 5 Fakta Vaksin Moderna Belum Banyak Diketahui Publik, Diklaim Vaksin COVID-19 Paling Bagus
"Jangan karena pengen disuntik, jadi bilang enggak, jangan! Terus kalau punya komorbid semua harus diterangkan," ucap dokter Cissy.