Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan

Dinda Rachmawati Suara.Com
Senin, 15 Desember 2025 | 22:42 WIB
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
Ilustrasi menopause.
Baca 10 detik
  • Menopause meningkatkan risiko demensia pada perempuan akibat penurunan hormon estrogen.
  • Pencegahan dilakukan lewat gaya hidup sehat, termasuk nutrisi, tidur, manajemen stres, dan olahraga teratur.
  • Seraphim Medical Center menghadirkan layanan TPS untuk mendukung kesehatan otak dan fungsi kognitif.

Suara.com - Menopause adalah fase alami dalam kehidupan perempuan, tetapi dampaknya jauh lebih luas daripada sekadar berhentinya siklus menstruasi. Memasuki masa pre-menopause hingga menopause, risiko gangguan kognitif pada perempuan diketahui meningkat. 

Salah satu penyebab utamanya adalah penurunan hormon estrogen, yang selama ini berperan penting dalam menjaga fungsi otak, memori, dan konsentrasi.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi sekaligus konsultan Fertility Endocrine Reproduction Bethsaida Hospital, dr. Febby Astari, IFMCP, menjelaskan bahwa estrogen memiliki efek neuroprotektif bagi otak. Ketika hormon ini menurun, metabolisme otak ikut melambat.

“Penurunan estrogen dapat memengaruhi fungsi kognitif. Keluhan seperti mudah lupa, sulit fokus, hingga brain fog sering muncul pada fase peri dan pascamenopause. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa berkembang menjadi gangguan kognitif yang lebih serius,” jelas dr. Febby.

Ia menambahkan bahwa waktu terjadinya menopause sangat dipengaruhi oleh gaya hidup bertahun-tahun sebelumnya, mulai dari pola tidur, nutrisi, tingkat stres, hingga kebiasaan olahraga. Karena itu, pencegahan gangguan kognitif idealnya dimulai jauh sebelum menopause terjadi.

Apa yang Bisa Dilakukan? Peran Gaya Hidup, Olahraga, dan Pendekatan Wellness

Perawatan Otak di Seraphim Medical Center (Dok. Istimewa)
Perawatan Otak di Seraphim Medical Center (Dok. Istimewa)

Pencegahan demensia pada perempuan tidak bisa mengandalkan satu faktor saja. Pendekatan wellness menjadi fondasi penting, mencakup nutrisi yang cukup, tidur berkualitas, manajemen stres, serta aktivitas fisik yang teratur.

Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Seraphim Medical Center, dr. Nahum, SpKO, menekankan bahwa olahraga berperan besar dalam menjaga kesehatan otak, terutama pada perempuan yang memasuki usia menopause.

“Gaya hidup aktif dan olahraga terstruktur membantu meningkatkan aliran darah ke otak, memperbaiki metabolisme, dan mendukung neuroplastisitas otak. Semua ini penting untuk menjaga fungsi kognitif seiring bertambahnya usia,” ujar dr. Nahum.

Baca Juga: Otak Sering Buyar? Kuasai 6 Jurus Tingkatkan Produktivitas Ini

Salah satu bentuk aktivitas fisik yang direkomendasikan adalah Pilates, karena mengombinasikan gerakan terkontrol, pernapasan, fleksibilitas, dan perbaikan postur tubuh. 

Pilates kata dia juga memiliki pendekatan Pilates Rehab, yang ditujukan bagi individu dengan keterbatasan fisik atau keluhan tertentu, dan dilakukan oleh fisioterapis dengan dasar medis yang kuat.

Selain fisik, aspek mental dan emosional tak kalah penting. Mindset positif, pengelolaan stres, serta kesehatan emosional berperan dalam menjaga kejernihan berpikir dan kualitas hidup perempuan di usia emas.

Pendekatan Medis Modern: Perawatan Otak di Seraphim Medical Center

Menjawab tantangan meningkatnya risiko demensia pada perempuan, Seraphim Medical Center, unit bisnis Bethsaida Healthcare yang berfokus pada wellness dan kualitas hidup jangka panjang, resmi memperkenalkan layanan Transcranial Pulse Stimulation (TPS). 

Teknologi ini menjadikan Seraphim sebagai medical center pertama di Indonesia yang menghadirkan pendekatan non-invasif untuk pencegahan gangguan kognitif, termasuk demensia.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI