Ingin Ibadah Aman dan Nyaman Selama Bulan Ramadhan, Ini Pesan dari Satgas COVID-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 30 Maret 2022 | 09:15 WIB
Ingin Ibadah Aman dan Nyaman Selama Bulan Ramadhan, Ini Pesan dari Satgas COVID-19
Umat Islam melaksanakan shalat tarawih berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (11/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bulan Ramadhan merupakan waktu bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah dengan aman dan nyaman. Di masa pandemi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar ibadah tidak berisiko menyebarkan penyakit.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat tetap berupaya mencegah penularan ketika beraktivitas maupun beribadah selama bulan puasa, terlebih, menjelang hari raya Idul Fitri dengan tradisi mudik lebaran. Masyarakat pun diharapkan sudah belajar dari pengalaman di tahun 2020 dan 2021.

"Kita harus semaksimal mungkin menekan penularan, terlebih kita telah memasuki transisi kegiatan masyarakat yang produktif aman COVID," kata Wiku dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19.

Untuk mengantisipasinya, setidaknya ada 3 indikator yang perlu dipantau dan diupayakan bersama. Yaitu menekan angka reproduksi virus (Rt), menurunkan positivity rate di saat angka testing ditingkatkan, senantiasa meningkatkan vaksinasi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito / Foto : Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito / Foto : Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden

Lebih lanjut, indikator pertama angka Rt ialah pengukuran epidemiologis yang menggambarkan potensi penularan virus di tengah masyarakat. Kabar baiknya, angkanya menurun dibandingkan 10 Maret 2021. Per 24 Maret, penurunannya terjadi di seluruh pulau besar di Indonesia, dengan terbesar di Nusa Tenggara, dari 1,14 ke 1,01.

Mencermati hal ini, angka Rt senantiasa harus ditekan hingga dibawah 1 dengan tidak memberi celah penularan sekecil mungkinn. Cara paling mudah, murah, dan efektif dengan disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Terutama harus dilakukan pada pulau yang menjadi asal dan tujuan mudik, seperti Jawa dan Sumatera. Sehingga, semakin rendah potensi penularan, maka semakin rendah pula angka Rt.

Lalu, indikator kedua, positivity rate dan testing. Saat ini, positivity rate mingguan nasional sebesar 5,20%, menurun dari minggu sebelumnya 8,81%. Bahkan, angka saat ini telah turut drastis jika dibandingkan puncak Omicron mencapai 17%. Sayangnya, terjadi penurunan jumlah orang yang diperiksa baik dengan PCR maupun antigen.

Di minggu ini, totalnya 700 ribu, terdiri PCR 185 ribu dan Antigen 517 ribu. Terbilang rendah jika dibandingkan pada puncak Omicron lalu mencapai 2 juta orang terdiri 650 ribu PCR dan 1,4 juta antigen.

Meskipun antigen ataupun PCR tidak lagi menjadi syarat perjalanan, namun testing tetap penting dilakukan terutama ketika bergejala maupun berkontak erat dengan orang positif COVID-19. Sehingga, meningkatnya angka testing akan mengantisipasi orang positif yang tidak teridentifikasi di tengah-tengah masyarakat.

Baca Juga: Puasa Ramadhan Hukumnya Apa? Ketahui Akibat Jika Sengaja Meninggalkannya

"Untuk itu, jujur dan berinisiatif untuk segera tes ketika merasa bergejala dan kontak erat adalah kunci mencegah penularan semakin meluas," tambah Wiku.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI