Sebagian besar gejala tersebut terjadi dalam efek jangka pendek yang muncul setelah divaksinasi, tetapi tidak ada hubungan pasti yang dikonfirmasi.
Penelitian yang diterbitkan minggu lalu di jurnal Science Advances menemukan bahwa 42 persen responden survei melaporkan menstruasi yang lebih berat setelah divaksinasi.
Juga ditemukan bahwa beberapa perempuan pascamenopause dan laki-laki transgender dengan hormon yang menguatkan gender melaporkan pendarahan yang tidak terduga.
Survei dilakukan terhadap 39.000 orang oleh para peneliti di University of Illinois dan Washington University School of Medicine yang berbasis di Amerika Serikat pada April 2021.
Penelitian terpisah menggunakan data dari hampir 4.000 orang oleh Oregon Health & Science University juga menunjukkan rerata perempuan yang divaksinasi mengalami sedikit keterlambatan hampir satu hari menstruasi dibanding dengan yang tidak divaksinasi.
Sedikit peningkatan panjang siklus menstruasi tidak dinilai signifikan secara klinis, menurut penulis utama yang menerbitkan temuannya di Obstetrics dan Gynecology.