1. Paparan Radiasi: Radiasi ionisasi, telah terbukti meningkatkan risiko tumor otak primer seperti glioma. Misalnya, individu yang menjalani radiasi terapi kepala memiliki risiko lebih tinggi terkena glioma dan meningioma.
2. Paparan Bahan Kimia: Meskipun penelitian belum memberikan bukti konklusif, beberapa bahan kimia tertentu seperti pestisida, bahan pelarut, dan bahan kimia industri diduga berperan dalam meningkatkan risiko tumor otak.
3. Faktor Lain: Beberapa studi mencoba menghubungkan polusi udara dan paparan radiasi elektromagnetik dari perangkat seperti ponsel dengan risiko kanker otak, tetapi bukti masih terbatas dan tidak konklusif
Bagaimana Cara Mendiagnosis Kanker Otak?
Sebagian besar tumor otak biasanya baru terdeteksi setelah gejala muncul. Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan secara rinci gejala yang dirasakan serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.
"Jika ada kecurigaan terhadap kanker otak, dokter akan merekomendasikan beberapa tes khusus untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyebab gejala lainnya," tambah dia.
Di Bethsaida Hospital, deteksi dini kanker otak dapat dilakukan dengan beberapa rangkaian tes, yaitu melalui Pencitraan (MRI & CT Scan), EEG, Angiografi Serebral, Fungsi Lumbal dan Biopsi Jarum Stereotaktik.
Penanganan kanker otak bergantung pada jenis, lokasi, ukuran tumor, serta kondisi kesehatan pasien. Pendekatan utama yang dapat dilakukan meliputi:
1. Pembedahan: Mengangkat sebanyak mungkin tumor tanpa merusak jaringan otak sehat.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Melentikkan Bulu Mata, Pernah Mencobanya?
2. Terapi Radiasi: Menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker.