4. Kunyah Permen Karet (Tapi Bukan Rasa Mint!)
Ini mungkin terdengar aneh, tetapi secara ilmiah terbukti efektif. Mengunyah permen karet akan merangsang produksi air liur (saliva) secara signifikan.
Air liur bersifat basa (alkali), yang merupakan penetral alami bagi asam. Aliran saliva yang meningkat juga akan membantu 'mencuci bersih' kerongkongan. Penting: Hindari permen karet rasa mint atau peppermint, karena mint justru dapat melemaskan katup esofagus dan memperparah refluks.
5. Teh Jahe Hangat, Sang Penenang Alami
Jahe telah lama dikenal sebagai herbal yang memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat menenangkan perut. Secangkir teh jahe hangat tanpa gula bisa menjadi solusi ampuh untuk meredakan mual dan sensasi terbakar yang menyertai naiknya asam lambung.
Jahe membantu mengurangi peradangan di kerongkongan dan menstabilkan kondisi lambung.
6. Makan 'Sesuatu' yang Bersifat Basa
Jika memungkinkan, konsumsi makanan yang bersifat basa dalam porsi sangat kecil bisa membantu. Beberapa potong pisang matang atau beberapa sendok oatmeal tanpa gula bisa menjadi pilihan.
Makanan ini dapat menyerap kelebihan asam di lambung dan melapisi dinding kerongkongan, memberikan efek menenangkan. Hindari buah-buahan yang asam seperti jeruk atau nanas saat serangan terjadi.
Baca Juga: Sereal Sehat Berbahan Umbi Garut, Pilihan Aman untuk Penderita Maag dan GERD
7. Siapkan 'Pertolongan Pertama' di Laci Meja
Untuk penanganan darurat, selalu bijak untuk menyimpan obat antasida di laci meja kerja atau di dalam tas Anda. Antasida bekerja cepat untuk menetralkan asam lambung dan memberikan kelegaan dalam hitungan menit.
Obat ini mudah didapatkan di apotek tanpa resep dokter. Namun, perlu diingat bahwa antasida hanya solusi jangka pendek. Jika Anda harus mengonsumsinya lebih dari dua kali seminggu, sudah saatnya berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.