Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 30 September 2025 | 17:45 WIB
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
Teknologi Mammomat B.brilliant. (dok. MRCCC Siloam Hospitals Semanggi)
Baca 10 detik
  • Kanker payudara masih jadi ancaman utama bagi perempuan di Indonesia, namun peluang sembuh bisa meningkat jika terdeteksi sejak dini lewat skrining.
  • MRCCC Siloam Hospitals Semanggi bersama Siemens Healthineers menghadirkan Mammomat B.brilliant, teknologi mammografi 3D terbaru yang hanya butuh 5 detik pemindaian dan lebih nyaman bagi pasien.
  • Dengan hasil lebih akurat serta dukungan program edukasi dan skrining gratis, inovasi ini diharapkan mendorong perempuan Indonesia lebih peduli pada deteksi dini kanker payudara.

Suara.com - Kanker payudara masih menjadi momok bagi perempuan di Indonesia. Data GLOBOCAN 2022 mencatat lebih dari 66 ribu kasus baru dan sekitar 22 ribu kematian setiap tahunnya.

Padahal, jika terdeteksi sejak dini, peluang kesembuhan bisa meningkat drastis. Karena itu, skrining rutin lewat mammografi menjadi langkah penting yang tidak boleh diabaikan.

Sayangnya, banyak perempuan masih enggan melakukan pemeriksaan karena merasa tidak nyaman—dari durasi pemindaian yang lama hingga rasa nyeri akibat tekanan alat.

Menjawab kebutuhan ini, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi bekerja sama dengan Siemens Healthineers menghadirkan Mammomat B.brilliant, teknologi mammografi 3D terbaru yang pertama kali ada di Indonesia.

Keunggulannya? Pemindaian hanya membutuhkan waktu lima detik. Artinya, rasa sakit dan tekanan yang biasanya dialami pasien bisa berkurang signifikan.

Teknologi mammografi 3D yang baru ada pertama kalinya di Indonesia ini memungkinkan pemindaian hanya dalam waktu 5 detik tanpa mengorbankan kualitas gambar.

Sebelumnya, pasien harus menunggu hingga 25 detik yang menimbulkan ketidaknyamanan berupa rasa nyeri akibat penekanan payudara alat kompresor. Juga adanya ketidaknyamanan fisiologis seperti nyeri payudara yang mungkin sudah ada sebelumnya akibat siklus menstruasi.

Desain bentuk dan fitur Mammomat B.brilliant juga dibuat berdasarkan masukan dari pengguna untuk memaksimalkan kenyamanan saat prosedur mammografi.

B.brilliant menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengatur kompresi pada payudara pasien dan mengatur tingkat radiasi. Hal ini untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pasien tanpa mengurangi akurasi dari hasil mammografi.

Baca Juga: Langkah Merdeka: Lelang Amal Siloam Hospitals untuk Skrining Kanker Payudara Gratis

Mammomat B.brilliant memiliki sudut pemindaian seluas 50° atau menjadi sudut terluas yang pernah ada, jika dibandingkan dengan mammografi 3D lainnya yang hanya memiliki sudut pemindaian 40° atau mammografi 2D yang hanya 15°.

Teknologi Mammomat B.brilliant. (dok. MRCCC Siloam Hospitals Semanggi)
Teknologi Mammomat B.brilliant. (dok. MRCCC Siloam Hospitals Semanggi)

Hasil mammografi B.brilliant adalah gambar 3D resolusi tinggi yang lebih lebar dan dapat membantu tim medis mendeteksi kelainan sekecil mikrokalsifikasi dengan lebih tepat dan cepat. 

Perlu diketahui bahwa, dengan karakter payudara orang Asia yang cenderung padat, pemindaian 3D dengan sudut 50° akan sangat membantu karena mampu menghasilkan lebih banyak gambar.

Fitur-fitur yang dihadirkan tersebut menjadikan proses skrining berlangsung jauh lebih nyaman dan aman dengan waktu pemeriksaan yang singkat sehingga mampu mengurangi rasa tertekan dan kecemasan pasien.

CEO MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Edy Gunawan, MARS mengatakan, “Mammomat B.briliant  tidak sekadar peningkatan teknologi, ini adalah penegasan dari komitmen kami untuk mengutamakan pengalaman medis pasien kami, khususnya bagi pasien perempuan. Luangkan lima detik waktu Anda untuk mammogram—karena lima detik itu bisa menyelamatkan hidup Anda”.

Meluruskan Mitos tentang Mammografi

Salah satu hal yang sering membuat perempuan ragu adalah kekhawatiran soal radiasi. Faktanya, dosis radiasi mammografi sangat rendah—setara dengan paparan alami selama tujuh minggu.

Risiko kanker akibat mammografi juga jauh lebih kecil dibanding manfaat deteksi dini. Bahkan studi mencatat, 70% pasien setuju manfaat mammogram selalu lebih besar dari risikonya.

Saatnya Perempuan Indonesia Lebih Peduli

Skrining kanker payudara sebaiknya dilakukan rutin mulai usia 40 tahun, atau lebih awal jika ada riwayat keluarga. Dengan teknologi baru yang lebih cepat, lembut, dan akurat, tidak ada lagi alasan untuk menunda pemeriksaan.

Karena di balik lima detik yang terasa singkat, ada kesempatan hidup yang lebih panjang. Jadi, jangan tunggu gejala muncul—jadwalkan mammogram dan sayangi diri sendiri lebih dulu.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI