Waspadai Tanda-tanda Kecanduan Seks Ini

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 30 Januari 2015 | 16:54 WIB
Waspadai Tanda-tanda Kecanduan Seks Ini
Ilustrasi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sudah bukan rahasia lagi, jika sebagian besar laki-laki menggilai seks. Mereka berpikir, menonton, melakukannya hampir setiap hari.  Seberapa sering Anda memikirkan seks? Sepuluh, 20, 50 kali sehari atau sekali setiap 10 menit? Lalu adakah batasan normal untuk urusan ini?

Penelitian terbaru mengungkap, setiap satu dari 25 orang mengaku memiliki obsesi tak terkendali pada pikiran dan perilaku seksual. Namun apakah mereka bisa disebut telah kecanduan seks, masih menjadi perdebatan. Secara klinis, hyperseks belum masuk dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), kitab yang menjadi rujukan pengobatan gangguan mental. Tapi pada beberapa orang, seperti Tiger Woods, nafsu seksual yang sangat besar itu adalah hal yang sangat nyata.

Sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini menemukan, menonton film porno pada orang-orang yang merasa dirinya kecanduan seks akan memicu aktivitas otak yang membuat tubuh nagih, sama halnya dengan yang terjadi pada pecandu narkoba. Penelitian ini menunjukkan beberapa orang merindukan seks tanpa kenikmatan sebagaimana yang dialami para pecandu narkoba.

"Jika hal ini dibiarkan, maka jalur di otak pecandu direstrukturisasi sedemikian rupa sehingga mereka menginginkan hal-hal tertentu begitu parah," jelas Patrick Carnes, Ph.D., ahli kecanduan seks serta pendiri Institut untuk Trauma dan Ketergantungan Internasional

Tapi beberapa orang memang lebih mudah terangsang. Sebuah penelitian yang dilaukan UCLA pada 2013, meneliti bagaimana respon orang-orang yang diidentifikasi sebagai pecandu seks saat melihat gambar provokatif.

"Orang-orang dengan hasrat seksual yang tinggi mungkin memiliki kecenderungan untuk mencari seks karena akan memberikan perasaan yang lebih baik secara neurologis," kata Nicole Prause, Ph.D., peneliti di Departemen UCLA Psikiatri dan Ilmu biobehavioral.

Bahkan menurutnya, kemampuan untuk orgasme bisa dipengaruhi faktor genetik.

Jadi apakah libido yang tak terpuaskan, baik alami atau tidak, berarti ada masalah klinis? Belum tentu. Hyperseks biasanya terkait dengan orang-orang yang merasa dorongan mereka memiliki efek negatif pada orang-orang di sekitarnya. Istilah ini juga sering dikaitkan pada mereka   yang tidak mampu mengendalikan 'kebutuhannya' meskipun telah mencoba.

Dan para peneliti sepakat untuk menarik garis pembatas, bahwa seseorang disebut kecanduan seks jika itu sudah mengganggu kesejahteraannya, dan ukan apakah gairah yang tak dapat dipadamkan.

"Bahkan perilaku statistik non-normal, seperti masturbasi tiga kali sehari, mungkin tidak menyebabkan penderitaan atau masalah di hidup seseorang," imbuh Prause.

Jadi apakah seseorang melakukan aktivitas seks sebulan sekali atau tiga kali sehari, itu bukan masalah selama itu tidak mengganggu pekerjaan, keluarga, atau hubungannya.

Prause juga menyebut tak ada metode pengobatan khusus untuk kecanduan seks, tetapi terapi masih bisa membantu karena ini menyangkut perilaku.  Sementara Carnes mengatakan, terapis profesional dapat membantu mereka yang memiliki kebiasaan mengkhawatirkan, sebelum ini menjadi masalah yang merusak kehidupan Anda. Jadi..? (menshealth.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI