Sembilan hari menjelang tahun baru Imlek, warga Tionghoa di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat mulai sibuk menghiasi rumah mereka dengan lampion (lampu bulat warna merah) dan bunga Mei Hwa.
"Setiap kali Imlek, kami setiap tahunnya selalu menghiasi rumah dengan lampion, dan bunga Mei Hwa," kata Asung salah seorang warga Sungai Ayak, saat dihubungi di Sekadau, Selasa (10/2/2015).
Ia menjelaskan dirinya dan warga Tionghoa lainnya sengaja memanfaatkan pohon-pohon yang sudah kering yang banyak di hutan sekitar kampungnya, lalu kemudian dihiasi dengan bunga Mei Hwa yang banyak dijual di pasar-pasar aksesori Imlek. Selain menghias pohon, biasanya warga juga menghiasi rumah mereka dengan lampion dan ornamen khas Imlek lainnya. Sehingga suasana terasa begitu semarak.
Hal senada juga diakui oleh Sintang warga Sungai Ayak. Tahun ini Sintang dan keluarganya, sejak awal sudah memasang puluhan lampion dari rumah hingga ke pintu gerbang halamanya. Sehingga tampak cantik. Sintang mengaku, lampion ini dibelinya tahun lalu, karena kondisinya masih cukup bagus.
Sementara itu, di kawasan Pasar Hulu Sungai Ayak sudah terlihat ratusan lampion dipasang warga di sepanjang jalan antar rumah.
Tokoh warga Tionghoa Kalbar Andreas Acui Simanjaya menyatakan bunga Mei Hwa selalu muncul di lokasi-lokasi keramaian, tempat ibadah, klenteng dan rumah-rumah warga Tionghoa ketika merayakan tahun baru Cina atau Imlek. Menurut dia kehadiran bungai Mei Hwa menjadi pajangan wajib saat tahun baru Imlek, bersama lampion dan pernak-pernik Imlek lainnya.
"Walau bunga Mei Hwa yang ada di Indonesia pada umumnya terbuat dari plastik, namun keberadaannya menambah kemeriahan menyambut tahun baru," katanya.
Menurutnya, di tanah asalnya Cina, bunga Mei Hwa selalu tumbuh berkembang menjelang musim semi yang merupakan awal tahun baru Cina. Sehingga tahun baru selalu semarak dengan bunga berwarna merah jambu yang bermekaran.
Pada musim semi hanya pohon Mei Hwa yang bisa memekarkan bunganya, yang sangat kontras dengan hamparan salju putih yang membeku. Karena itu bunga Mei Hwa melambangkan kegembiraan menyambut datangnya musim semi dan semangat baru bagi warga Cina.
"Bungai Mei Hwa mampu berkembang segala musim, atau bisa hidup di empat musim, yakni musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi," katanya. (Antara)
Semarak Menyambut Imlek di Kalimantan Barat
Esti Utami Suara.Com
Selasa, 10 Februari 2015 | 15:03 WIB

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Sejarah Cap Go Meh, Tradisi 2000 Tahun dari Ritual Kuno Hingga Festival Lampion
13 Februari 2025 | 10:12 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 20:15 WIB
Lifestyle | 20:09 WIB
Lifestyle | 20:00 WIB
Lifestyle | 19:49 WIB
Lifestyle | 19:46 WIB
Lifestyle | 19:31 WIB
Lifestyle | 19:23 WIB
Lifestyle | 19:17 WIB
Lifestyle | 18:59 WIB
Lifestyle | 18:40 WIB