Suara.com - Sejumlah perempuan yang berusia 50-60an bercerai dengan pasangannya terus meningkat setelah puluhan tahun menikah.
Sebagian mengatakan mereka telah menjalani pernikahan yang buruk atau suami berselingkuh. Hal itu dikatakan pengacara perceraian dan konselor pernikahan.
Jadi, ketika anak-anak telah tumbuh dewasa dan bekerja, perempuan menyatakan kebebasannya.
Sebagaimana diberitakan Asiaone.com, media online yang bermarkas di Singapura, kurang lebih 1.000 perempuan yang berusia 50-an dan lebih tua bercerai pada 2013. Hampir enam kali lebih banyak dari pada tahun 1993.
Lonjakan perceraian antara pasangan yang lama menikah berlangsung di negara maju, termasuk di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Sosiolog Amerika Serikat telah mengisyaratkan "Grey Divorce Revolution" sebagai tingkat perceraian bagi mereka yang berusia 50 tahun atau lebih tua di Amerika meningkat dua kali lipat antara 1990 hingga 2010.
Untuk pertama kalinya di Amerika, sekarang ada lebih banyak orang yang berstatus cerai dibandingkan janda karena pasangannya meninggal dunia.