Anggota komunitas yang lahir empat tahun silam berasal dari beragam profesi, mulai dari mahasiswa, pekerja, hingga seniman.
"Kalau ditanya berapa biaya untuk foto kita seikhlasnya namanya juga sumbangan, ada yang sekali kasih Rp5.000 karena lihat sebelumnya kasih Rp5.000 ada juga yang lebih jadi seikhlasnya," kata Soni.
Soal kenapa karakter hantu yang dipilih, Soni menjelaskan.
"Kenapa akhirnya ada pocong, kuntilanak, sebenarnya kita nggak fokus ke situ, kita fokusnya ke pengenalan make up karakternya ke wisatawan tapi karena kalau bicara soal seram, hantu menakutkan dalam konteks lokal ya kembalinya ke pocong, kuntilanak dan beberapa karakter hantu lainnya," kata Soni.
Komunitas ini sudah mulai dikenal masyarakat. Tak jarang mereka diundang untuk mengikuti acara seperti Halloween party maupun pesta kostum lainnya.
Kegiatan ini akan terus mereka kembangkan agar masyarakat juga lebih memahami make up karakter dan tentu saja agar berdampak positif bagi masyarakat. (Wita Ayodhyaputri)