Lukisan Alam yang Menakjubkan Itu Ada di Teluk Jemeluk, Bali

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 17 Juli 2016 | 09:49 WIB
Lukisan Alam yang Menakjubkan Itu Ada di Teluk Jemeluk, Bali
Bentangan membiru Teluk Jemeluk, Karangasem, Bali, membius wisatawan dari dalam dan luar negeri. (Foto: Antara/Tri Vivi Suryani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Wisata Garam
Wisata Garam Aktivitas yang jarang dijumpai di destinasi bahari lain ialah berwisata garam. Jika bertandang ke Jemeluk, sempatkan untuk menyewa sepeda gayung dan berkeliling menyusuri kawasan perdesaan yang sarat dengan ungkapan budaya Pulau Dewata.

Dan, tentu saja singgahlah sejenak untuk melihat proses pembuatan garam tradisional, yang dikenal sebagai garam Amed, di Desa Purwakerthi.

Pada akhir 2015, Desa Purwakerthi mendapat kebanggaan karena produksi garam Amed mendapat sertifikasi sebagai produk indikasi geografis.

Manager Program Conservation International Indonesia untuk Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Bali Iwan Dewantama menyebutkan dalam siaran pers, bahwa sampai kini hanya tiga produk yang mendapat sertifikat tersebut di Bali, yakni jambu mente Kubu, Kopi Kintamani, dan garam Amed.

Menurut Iwan, garam Amed bukan sekadar sebuah produk, namun juga merupakan atraksi wisata dan pendidikan lingkungan yang perlu dilestarikan. Kebanggaan dan prestasi ini sangat penting, di tengah makin sedikitnya lahan dan jumlah petani garam Amed.

"Sedikitnya tersisa 20 petani saja, sementara pasar makin menunjukkan ketertarikannya dengan meningkatnya jumlah permintaan," ujar dia.

Terkait dengan kondisi ini, maka digagas kegiatan 'Mabesikan Project ; Art for Social Change'. Sebuah program kolaborasi yang dijalankan oleh 15 kelompok seniman dan CSO di seluruh wilayah Bali untuk merespon berbagai persoalan sosial melalui karya seni.

Program tersebut mendapat dukungan dari "Search for Common Ground" (SFCG) dan Kedutaan Besar Denmark. Dalam Mabesikan Project ini, Sloka Institute (CSO) bersama Rudi Waisnawa (seniman fotografi) dan Arie Putra (seniman mural) bekerja sama dan berkolaborasi dengan Conservation International Indonesia, Kelompok Indikasi Geografis Garam Amed, Pewarta Warga Amed serta beberapa kelompok seniman Amed.

"Kolaborasi tersebut bertujuan untuk bersama-sama melakukan upaya perlindungan lahan garam Amed," ucap Iwan Dewantama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI