Bukan hanya aktif woro-woro di Bandara Taouyan, Mbok Cikrak juga menggunakan metode baru dalam berbagi pengalaman dan masukkan dengan para TKI yang hilang arah.
Mbok Cikrak memanfaatkan hampir semua platform media sosial mulai dari Facebook, Youtube hingga Bigo Live. Dari situ Mbok mulai melayani pertanyaan dan sesekali menghibur agar penontonnya tak bosan.
"Iya aku sering di Bigo. Jadi, mereka tanya dan aku bisa langsung jawab, kasih saran. Pokoknya memanfaatkan apa yang ada," kata dari ibu dari dua anak itu.
Dari Bigo, Mbok bisa mendulang sekitar Rp 15 juta per bulan. Uang tersebut belum termasuk usaha kosmetik yang dijalankan Mbok Cikrak.
Pundi-pundi rupiah tak dimasukkan semua ke kantong pribadinya. Melalui yayasan, Mbok membantu kehidupan sekitar 200 anak yatim.
Sampai sekarang Mbok terus membantu pekerja migran dan doyan berbagi tips untuk para pekerja yang saat ini berada di luar negeri.
"Pintar-pintar memanfaatkan teknologi. Kalau ada masalah jangan langsung kabur. Karena kalau kabur gitu saja kita akan susah dapat kerja lagi," ujarnya.