Semuanya dijamin lezat, kulinernya merupakan hasil dari masyarakat sekitar, seperti gorengan (dari ketela, bakwan), bakso jamur, siomay, sate lontong, nasi gangan, gado-gado, soto sayur, martabak hoklopan dan pempek-pempek, yang diolah dari singkong.
Minumannya ada kopi O, air jeruk kunci, air jeruk, air markisa, dan air rosela.
“Saya saat ini sedang di Pasar Rimba Belitung, dan lagi mencicipi empek-empek. Namun empek-empek yang saya cicipi ini terbuat dari bahan vegetarian, terbuat dari tepung singkong. Rasanya mirip dengan empek-empek di Palembang,” ujar Staf Khusus Menpar Bidang Komunikasi dan Media, Don Kardono, yang mencicipi langsung kuliner di Pasar Rimba Belitung.
Destinasi digital dan pasar pasar zaman now lain yang akan dan sudah beroperasi lainnya adalah Pasar Maya Asih Kuningan, Pasa Sago Payakumbuh Sumbar, Pasar Lambung Aceh, Pasar Karetan (uji coba Nomadic Market di Sam Po Kong Semarang), dan Pasar Kakilangit Jogja.
Kemudian ada lagi, Pasar Baba Boen Tjit Palembang, Pasar Kaulinan Menes Banten, Pasar Kampung Markissa Kota Tangerang, Pasar 1000 Batoe Lampung, Pasar Mangrove Batam, Pasar Tahura Lampung dan masih banyak lainnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengacungkan jempol untuk GenPI Belitung yang sudah memiliki destinasi digital.
“Langkah selanjutnya adalah membuat destinasi digital ini menjadi sustain, serta memiliki value. Hal tersebut menjadi kunci, selain tentunya harus Instagramable secara penampilan. Mudah-mudahan GenPI di daerah lain segara menyusul, khususnya yang belum memiliki destinasi digital,” harapnya.