Putri Santoso, Pendiri Koptul yang Pernah Ditolak 500 Kali Melamar Kerja

Senin, 16 Desember 2019 | 10:29 WIB
Putri Santoso, Pendiri Koptul yang Pernah Ditolak 500 Kali Melamar Kerja
Putri Santoso, pendiri Koptul. (Dok/instagram)

Suara.com - Putri Santoso, Pendiri Koptul yang Pernah Ditolak 500 Kali Melamar Kerja

Menjadi tidak sempurna secara fisik sejak lahir, memang bukan keinginan setiap manusia. Tapi yang salah adalah, merasa hidup sudah berakhir saat diberikan 'keistimewaan' itu.

Putri Santoso (28) misalnya yang memang sejak lahir sudah dalam keadaan tuli. Sang ibu merawat tanpa suami atau ayahnya yang meninggal.

"Saat saya umur 1 tahun, ketika saya ulang tahun mama menyanyikan lagu happy brithday tapi saya diam saja, ternyata seperti orang bingung. Ibu saya curiga, kenapa anaknya diam saja saat dinyanyikan lagu selamat ulang tahun, perasaannya tidak enak dan membawa saya ke dokter," ungkap Putri di FX Sudirman Jakarta, beberapa waktu lalu.

Aneka rasa Koptul. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Aneka rasa Koptul. (Dok/instagram)

Sang ibunda yang merasa tidak terima lalu memprotes ke dokter dan sempat menyalahkan. Namun dokter menjelaskan, itu bukanlah salahnya melainkan kehendak tuhan. Hingga akhirnya, sang ibu perlahan menerima keadaan anaknya.

Tak ingin terpuruk sebagai anak, perempuan lulusan Desain Komunikasi Visual di Bina Nusantara (Binus) ini mencoba mendobrak dunia, dengan membuat gebrakkan bersama teman-teman disabilitas tunarungu atau teman tuli lainnya.

Gebrakkan itu lahir dalam bentuk sebuah tempat kopi ladang usaha bagi penyandang disabilitas seperti dirinya, bernama Kopi Tuli (Koptul). Kedai kopi yang pertama kali dibentuk di Depok ini namanya memang sudah melanglang buana, dan cukup terkenal di media sosial.

Ditolak lebih dari 500 kali melamar kerja

 Putri bersama tiga kawannya.(Instagram)
Putri bersama tiga kawannya.(Dok/Instagram)

Siapa sangka awal pendirian Koptul ini semata-mata karena kegelisahan Putri bersama tiga kawannya yang sudah lulus dengan gelar S1, tapi masih saja kesulitan mendapat kerja. Bahkan Putri punya pengalaman ditolak lebih dari 500 kali melamar pekerjaan.

Daripada berpangku tangan dan menunggu bantuan, Putri bersama dua orang sahabatnya sejak kecil Adhika Prakoso dan Erwin yang juga sama-sama tuli berkumpul dan membuat gebrakkan kedai kopi Koptul. Dimana semua karyawan, pelayan, peracik, hingga yang memasak adalah tunarungu.

Baca Juga: Viral Penjual Kreatif Kirim Kopi Pakai Ember dan Tali Menyeberang Sungai

"Kami bertiga sulit mendapatkan pekerjaan, mungkin allah punya rencana mengumpulkan kami bertiga untuk bertemu lagi dan membangun usaha bersama-sama," ujar Putri di FX Sudirman beberapa waktu lalu di Jakarta.

"Sebetulnya kopi tuli itu sebuah jawaban dari kekecewaan kami bertiga, yang sulit sekali mendapatkan pekerjaan. Jadi kami bertiga mau membuktikan pada masyrakat bahwa kemampuan teman disabilitas luar biasa," lanjutnya.

Berdiri di pertama kalinya 12 Mei 2018 di Depok, para co-founder Koptul ini bisa memakan waktu hingga 210 hari untuk meracik kopi khas Koptul, dengan berbagai varian unik. Tidak hanya kopi, di sini juga disediakan minuman non kopi, makanan dan cemilan untuk berkumpul bersama.

Mendapat sambutan luar biasa, Koptul akhirnya berhasil membuat cabang keduanya 14 Oktober 2018 lalu di Duren Tiga, Jakarta. Disusul akan ada planning pembukaan outlet ketiga di Bintaro, Tangerang namun waktunya masih dirahasikan.

Cara berkomunikasi pelayan dan pelanggan yang unik

Jika di kebanyakan kedai kopi pelayan akan berkomunikasi secara verbal atau berbicara. Koptul punya keunikan, selain pelanggan yang tidak bisa berbicara isyarat, mereka juga bisa menggunakan tulisan, chat, atau kode-kode huruf tertentu yang memang sudah disediakan pihak Koptul.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI