Pandemi Covid-19 Mengubah Kebiasaan Makan Menjadi Lebih Sehat

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 13 Juli 2020 | 10:15 WIB
Pandemi Covid-19 Mengubah Kebiasaan Makan Menjadi Lebih Sehat
Ilustrasi makan bersama keluarga saat pandemi Covid-19. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri pangan ikut terpuruk seiring merebaknya wabah Covid-19. Hal ini, sedikit banyak, membuat akses kita untuk mendapatkan makanan atau bahan pangan jadi terbatas. Tapi, di balik itu semua, situasi sulit ini ternyata telah membuat kebiasaan makan kita jadi berubah menjadi lebih sehat.

Lho, bagaimana bisa? Simak faktanya di bawah ini, seperti dilansir dari Huffpost.

1. Makan bersama keluarga

Penelitian telah menunjukkan bahwa 30-35% keluarga makan bersama kurang dari tiga kali seminggu. Namun, lockdown dan pembatasan sosial membuat para keluarga jadi lebih sering makan bersama.

Terbukti, ada manfaat yang akan didapat oleh anak-anak yang makan malam bersama orangtua mereka. Penelitian telah menemukan bahwa makan bersama keluarga membantu anak-anak dengan harga diri dan kesuksesan di sekolah, serta menurunkan risiko depresi.

Bahkan, menurut Family Meals Movement, anak-anak yang makan bersama keluarga memiliki tingkat obesitas yang lebih rendah.

Makan bersama keluarga tak harus selalu menyantap makanan yang dimasak di rumah. Menurut Thalia E. Prum, ahli gizi terakreditasi yang fokus pada perencanaan makan keluarga, kecenderungan masyarakat saat pandemi adalah membawa pulang makanan yang dibeli di restoran, dan menyantapnya bersama keluarga di rumah.

Dan makan bersama ini tak lagi hanya dilakukan di malam hari. Karena sebagian besar waktu dihabiskan di rumah saja, makan bersama keluarga juga dilakukan saat sarapan ataupun makan siang.

2. Mengonsumsi lebih banyak makanan berbasis tanaman

Baca Juga: Selama 32 Tahun Lelaki Ini Hanya Makan Kentang Goreng, Sehat?

Terbatasnya stok daging dan bahan pangan hewani di masa pandemi telah memaksa orang untuk lebih banyak bergantung pada bahan pangan nabati. Ini bukan hal yang buruk, mengingat bahan makanan nabati ini menyehatkan untuk kita dan planet kita.

Hewan ternak menghasilkan 18% gas rumah kaca, lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh mobil, pesawat, dan semua bentuk transportasi lainnya disatukan.

Tetapi, bukan berarti Anda harus menjadi vegan untuk meningkatkan kesehatan atau menjaga lingkungan. Perawat dan ahli diet terdaftar Dawn Jackson Blatner menciptakan Flexitarian Diet bagi mereka yang ingin makan lebih banyak sayuran. Istilah flexitarian diciptakan oleh Blatner lebih dari satu dekade yang lalu, berasal dari kata "fleksibel" dan "vegetarian."

Blatner mengatakan dia telah melihat lonjakan minat dalam rencana diet di tengah pandemi. "Orang-orang lebih fokus pada kesehatan mereka sekarang, dan pendekatan pro-tanaman, bukan anti-daging, menarik bagi mereka yang tertarik dalam membuat pilihan makanan yang lebih sehat," katanya kepada HuffPost.

Blatner menawarkan beberapa saran tentang bagaimana membuat transisi ke makanan nabati jadi lebih mudah:

  • Atur ulang porsi di piring Anda: "Jika Anda biasanya menyajikan steak 9 ons, kurangi menjadi 4 ons."
  • Temukan makanan favorit Anda: “Saat menyajikan ayam tumis, coba ganti setengah ayam dengan kacang-kacangan; atau untuk taco daging sapi, ganti setengah dari daging sapi dengan lentil.”
  • Coba resep vegetarian baru setiap minggu: “Kumpulkan resep dari buku masak, website online, atau dari teman-teman Anda setiap minggu. Pada akhir tahun, Anda akan memiliki 50 resep vegetarian baru."

3. Memasak dan membuat makanan sendiri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI