Keseimbangan Hidup Berlian Dewirani, Direktur Ecommerce P&G Indonesia

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 03 Mei 2021 | 18:37 WIB
Keseimbangan Hidup Berlian Dewirani, Direktur Ecommerce P&G Indonesia
Berlian Dewirani, Direktur Ecommerce P&G Indonesia. (Dok, Pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Tapi sebagai orangtua, tentu kita harus mendampingi mau bagaimana pun. Nah, karena saya orangnya sedikit tidak sabaran, maka jadi tugas suami yang lebih penyabar untuk mendampingi anak kedua," katanya sambil tertawa.

Di satu sisi, kondisi pandemi dianggap sebagai berkah bagi Berlian. Bagaimana tidak, ia bisa mendampingi anak-anaknya 24 jam sehari, hal yang selama ini mustahil bisa ia lakukan.

Setiap hari, Berlian bekerja di dekat anak-anaknya yang sedang sekolah online. "Di tempat di mana saya masih bisa melihat mereka. Karena begitu saya lengah sedikit, bisa-bisa layar gadget mereka sudah berubah jadi YouTube, hahaha..." cerita Berlian soal kesehariannya menemani anak belajar online.

Berlian juga bersyukur, anak-anaknya tak pernah merengek menuntut perhatian lebih padanya saat ia bekerja di rumah. Katanya, "Kalau saya ada meeting penting, saya akan beri tahu mereka bahwa saya ada meeting penting dan mereka tak bisa mengganggu saya untuk sementara. Kemudian saya akan masuk kamar dan mengunci diri di dalamnya. Biasanya mereka mengerti," katanya.

"Tapi kalau meeting kasual, saya biasanya tetap berada di dekat anak-anak. Kalau mereka butuh saya, mereka bisa interupsi saya, dan saya akan izin sebentar dan minta maaf pada orang yang sedang online dengan saya," tambahnya lagi.

Suatu Ketika Pernah Lalai Juga
Meski berusaha menjadi ibu terbaik bagi anak-anaknya, Berlian mengakui bahwa dirinya tak selalu bisa ibu yang sempurna. Ada kalanya, Berlian lalai dan missed menjalankan perannya sebagai seorang ibu.

"Dulu waktu sebelum pandemi, pernah beberapa kali anak saya salah pakai seragam. Saya ditelepon sama gurunya, 'Ibu, ini anaknya nangis karena salah pakai seragam'. Duh, itu malu dan merasa bersalah campur jadi satu," kenangnya.

Tak jarang ia kelupaan membawa tugas untuk anaknya. Padahal, katanya, tugas itu sudah ditulis oleh gurunya di buku penghubung. "Dulu, saya bisa karena saking sibuknya sampai tak sempat membaca buku penghubung anak," katanya.

Berlian juga mengaku jarang membaca Whatsapp Grup sekolah anaknya. "Soalnya kebanyakan isinya 'Terima kasih informasinya, Bu.' Jadi ya saya skip. Eh, ternyata saya malah melewatkan informasi penting di sana," kata Berlian.

Baca Juga: Ketimbang Ayah, Ibu Bekerja di Rumah Sambil Mengurus Anak Lebih Stres!

Satu kejadian yang paling ia ingat adalah ketika ia tidak tahu bahwa anak sulungnya terpilih untuk mewakili sekolahnya mengikuti olimpiade matematika. "Di hari H, saya ditelepon gurunya, ditanya kenapa anak saya belum datang? Saya kaget, 'Datang kemana?' Saya lebih kaget lagi karena saya tidak tahu kalau anak saya akan ikut lomba. Tapi, ya anaknya sudah nangis karena belum siap-siap," kenangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI