Sekolah ini didirikan Kardinah tepat pada ulang tahunnya yang ke-35, yakni pada 1 Maret 1916 bernama “Sekolah Kepandaian Putri Wisma Pranowo”.
Metode pengajarannya hampir serupa dengan Sekolah Kartini, yaitu sekolah keterampilan perempuan untuk menjadi istri atau ibu yang mapan.
Ada satu hal yang unik dari sekolah ini adalah karena Kardinah membangunnya dari uang royalti penjualan buku dan ditambah beberapa sumbangan lain.
Adapun buku yang ditulis Kardinah ialah buku masakan dan seni membatik, sebanyak masing-masing 2 judul.
Selanjutnya, Kardinah bersama kakak laki-lakinya, Sosrokartono, mendirikan sebuah perpustakaan dari dana swadaya bernama “Panti Sastra”.
Tujuannya didirikan, karena Kardinah bermaksud siapa saja berhak mencicipi pendidikan, khususnya bagi masyarakat kelas bawah.
Hebatnya, perpustakaan ini dibangun tidak menggunakan biaya dari pemerintah.
RA. Roekmini
Adik RA. Kartini ini punya cara perjuangan yang berbeda untuk Indonesia. Dibanding dengan Kartini dan Kardinah, Roekmini yang merupakan perempuan kelahira 4 Juli 1880 ini memiliki pribadi yang lebih maskulin.

Sehingga Roekmini adalah satu-satunya di antara ketiga bersaudara yang menikah tanpa lewat perjodohan. Padahal mereka bertiga sama-sama menentang sistem feudal dan konservatif masyarakat Jawa.
Baca Juga: Anies Utang Janji Kasih Bantuan ke Cicit Kartini, Tapi Belum Ditepati
Melalui hobinya yang membuat kerajinan kayu dan melukis, Roekmini membuka sebuah sekolah vokasional atau kejuruan.