Mengenal Kardinah dan Roekmini, Pejuang dan Adik R.A Kartini yang Nyaris Dilupakan

Kamis, 30 September 2021 | 12:11 WIB
Mengenal Kardinah dan Roekmini, Pejuang dan Adik R.A Kartini yang Nyaris Dilupakan
Kartini dan dua adiknya Kardinah serta Roekmini (Sumber foto: UGM/Wikimedia Commons)

Tujuannya didirikan, karena Kardinah bermaksud siapa saja berhak mencicipi pendidikan, khususnya bagi masyarakat kelas bawah.

Hebatnya, perpustakaan ini dibangun tidak menggunakan biaya dari pemerintah.

RA. Roekmini
Adik RA. Kartini ini punya cara perjuangan yang berbeda untuk Indonesia. Dibanding dengan Kartini dan Kardinah, Roekmini yang merupakan perempuan kelahira 4 Juli 1880 ini memiliki pribadi yang lebih maskulin.

R.A Kartini keluarganya (Sumber foto: UGM/Wikimedia Commons)
R.A Kartini keluarganya (Sumber foto: UGM/Wikimedia Commons)

Sehingga Roekmini adalah satu-satunya di antara ketiga bersaudara yang menikah tanpa lewat perjodohan. Padahal mereka bertiga sama-sama menentang sistem feudal dan konservatif masyarakat Jawa.

Melalui hobinya yang membuat kerajinan kayu dan melukis, Roekmini membuka sebuah sekolah vokasional atau kejuruan.

Jika Kardinah membangun masyarakat dengan fasilitas-fasilitas, Roekmini lebih memilih di jalur organisasi. Adik tiri Kartini ini sangat aktif di organisasi dan komunitas yang memperjuangkan hak para perempuan

Ia pernah bergabung dengan organisasi pejuang hak pilih perempuan Eropa bernama Vereeniging voor Vrouwenkiesrecht (VVV).

Tidak hanya sebagai anggota biasa, Roekmini bahkan masuk sebagai badan eksekutif sejak Juli 1927 hingga pertengahan 1931.

Roekmini turut berkontribusi dalam beberapa misi, di antaranya adalah pengajuan proposal pendirian cabang VVV di Kudus pada tahun 1928.

Baca Juga: Anies Utang Janji Kasih Bantuan ke Cicit Kartini, Tapi Belum Ditepati

Menggunakan nama dari bahasa Jawa “Mardi Kamoeljan” untuk cabang di Kudus, Roekmini berharap perempuan lokal bisa semaju perempuan Eropa.

Cabang ini berada di bawah bimbingan dokter lokal, bidan, dan perkumpulan istri pejabat, jadi diharapkan nantinya penduduk lokal bisa lebih siap dalam kesehatan, pertolongan pertama, dan perawatan anak.

Di tahun yang sama pula, Roekmini bergabung dalam Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta pada bulan Desember.

Bahkan di Kongres Perempuan Indonesia II, ia dipilih menjadi perwakilan Indonesia untuk Kongres Perempuan se-Asia di Lahore, Pakistan bersama Sunaryati Sukemi pada Januari 1931.

Sehingga bisa disimpulkan Roekmini adalah salah satu delegasi perempuan Indonesia pertama di pergerakan internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI