Pada tahap setelah bencana terjadi, masyarakat akan mulai fokus menyelamatkan korban-korban yang bisa diselamatkan. Tim SAR yang bertugas mengevakuasi dan menyelamatkan korban, akan berusaha menelusuri wilayah-wilayah yang masih mungkin terdapat korban selamat.
Korban yang sakit juga akan langsung memperoleh pengobatan. Tenda-tenda darurat didirikan, dapur-dapur umum dibentuk, semua masyarakat sibuk bahu-membahu membantu apa yang bisa dilakukan.
Tahap penanggulangan bencana inilah yang disebut tahap tanggap darurat, yang dilakukan tepat setelah bencana terjadi.
Namun, tahapan ini tak bisa terus-menerus dilakukan. Korban yang hilang tak bisa selamanya dicari. Selain itu, masyarakat mau tidak mau harus belajar meneruskan hidup, mengikhlaskan apa yang telah hilang. Ketika fokus pada penyelamatan korban berakhir, maka akan mulai tahap berikutnya, yakni rekonstruksi dan rehabilitasi.
3. Pascabencana (Rekonstruksi dan Rehabilitasi)
Ketika bencana terjadi, jalan-jalan akan rusak, rumah-rumah rusak, bahkan ada yang hancur. Seringkali bencana juga menelan korban jiwa. Semua itu sangat memungkinkan banyak korban yang mengalami gangguan psikologis, seperti trauma yang berkepanjangan.
Semua tahapan memperbaiki itu semua disebut tahapan rekonstruksi dan rehabilitasi. Rumah-rumah mulai dibangun, begitu pula jalan-jalan, serta berbagai bangunan lainnya.
Pasar yang tutup perlahan dibuka kembali. Begitupun sekolah-sekolah, siswa berangsur-angsur masuk kembali. Kondisi masyarakat mulai berkembang normal seperti sebelum terjadi bencana.
Namun setelah itu, warga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana yang mungkin akan terjadi lagi. Pada saat itulah, tahap pascabencana berakhir, dan kembali memasuki tahap prabencana.
Baca Juga: Waspada! 10 Wilayah Di Jaksel Dan Jaktim Berpotensi Terjadi Pergerakan Tanah, Ini Ciri-cirinya