Ini 7 Bukti Bahwa Ratu Elizabeth Juga Pernah Melanggar Aturan Kerajaan!

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 03 Juni 2022 | 17:22 WIB
Ini 7 Bukti Bahwa Ratu Elizabeth Juga Pernah Melanggar Aturan Kerajaan!
Ratu Inggris Elizabeth II dan Pangeran Charles Inggris menyaksikan atraksi pesawat khusus dari balkon Istana Buckingham saat perayaan 70 tahun tahta Ratu atau Queen Platinum Jubilee di London, Ingrris, Kamis (2/6/2022). [Daniel LEAL / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, pada tahun 2018, Ratu Elizabeth memutuskan untuk membuat pengecualian dan mengundang tidak hanya Meghan Markle, yang baru saja bertunangan dengan Pangeran Harry, tetapi juga ibunya Doria untuk bergabung dengan bangsawan lainnya untuk liburan. Tidak seperti Kate yang keluarganya tinggal di Inggris, Meghan tidak memiliki orang lain di negara itu pada waktu itu, jadi Ratu ingin menawarkan dukungan dan menunjukkan rasa hormat kepada Meghan dan keluarganya.

5. Ratu melanggar aturan "Tidak Pernah Mengeluh, Tidak Pernah Menjelaskan"
Sang Ratu dikenal karena sikap tabahnya, dan menaati aturan "tidak pernah mengeluh, tidak pernah menjelaskan" yang ditetapkan oleh ibunya. Ia sangat megang teguh aturan itu selama masa pemerintahannya, salah satunya dengan tidak pernah memberikan wawancara.

Para bangsawan juga memiliki kebijakan "tidak berkomentar" yang ketat, dan Ratu jarang berbicara kepada pers atau mengungkapkan perasaannya tentang suatu peristiwa.

Namun, dia tampaknya tidak dapat menahan diri untuk tidak bicara pada tahun 2020 ketika berbicara tentang "pengawasan yang intens" yang telah dilakukan Harry dan Meghan.

"Harry, Meghan dan Archie akan selalu menjadi anggota keluarga saya yang sangat dicintai. Saya menyadari tantangan yang mereka alami sebagai hasil dari pengawasan ketat selama dua tahun terakhir, dan mendukung keinginan mereka untuk kehidupan yang lebih mandiri," bunyi pernyataan itu.

6. Memodernisasi proses berkabung
Ratu mengubah tradisi kerajaan lainnya dengan tidak menggunakan kertas tulis bergaris tepi warna hitam setelah suaminya meninggal. Bagian dari tradisi berkabung ini berasal dari abad ke-19. Ketika Pangeran Albert meninggal pada tahun 1861, Ratu Victoria menggunakan kertas dan amplop dengan warna hitam tebal untuk berkorespondensi, untuk menunjukkan keadaan berkabung. Namun alih-alih itu, Ratu Elizabeth II memilih opsi yang lebih modern — yaitu kertas putih dengan lambang hitam sebagai gantinya.

7. Ratu Elizabeth II mengubah hukum suksesi kerajaan yang sudah lama berlaku untuk anak perempuan
Untuk waktu yang lama, keturunan laki-laki tertua dari raja dianggap sebagai penerus tahta Inggris berikutnya, terlepas dari kenyataan bahwa ia juga memiliki saudara perempuan yang lebih tua.

Namun pada tahun 2013, Ratu Elizabeth II akhirnya mengakhiri hukum suksesi tradisional berbasis gender ini. Artinya, anak pertama bisa menjadi raja, terlepas dari apakah itu laki-laki atau perempuan.

Baca Juga: Datang ke Inggris Lagi Usai Keluar dari Kerajaan, Meghan Markle dan Pangeran Harry Diam-Diam Dijemput Mobil Milik Ratu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI