6. Memodernisasi proses berkabung
Ratu mengubah tradisi kerajaan lainnya dengan tidak menggunakan kertas tulis bergaris tepi warna hitam setelah suaminya meninggal. Bagian dari tradisi berkabung ini berasal dari abad ke-19. Ketika Pangeran Albert meninggal pada tahun 1861, Ratu Victoria menggunakan kertas dan amplop dengan warna hitam tebal untuk berkorespondensi, untuk menunjukkan keadaan berkabung. Namun alih-alih itu, Ratu Elizabeth II memilih opsi yang lebih modern — yaitu kertas putih dengan lambang hitam sebagai gantinya.
7. Ratu Elizabeth II mengubah hukum suksesi kerajaan yang sudah lama berlaku untuk anak perempuan
Untuk waktu yang lama, keturunan laki-laki tertua dari raja dianggap sebagai penerus tahta Inggris berikutnya, terlepas dari kenyataan bahwa ia juga memiliki saudara perempuan yang lebih tua.
Namun pada tahun 2013, Ratu Elizabeth II akhirnya mengakhiri hukum suksesi tradisional berbasis gender ini. Artinya, anak pertama bisa menjadi raja, terlepas dari apakah itu laki-laki atau perempuan.