4. Jl. H. Bokir Bin Dji'un (sebelumnya Jl. Raya Pondok Gede)
Bokir dikenal sebagai tokoh kesenian topeng betawi. Ayah Bokir, Dji'un, dikenal sebagai pemain topeng betawi semasa kolonial.
Lelaki kelahiran 25 Desember 1923 ini juga pernah tampil dalam sejumlah sinetron, di antaranya Fatimah, Koboi Kolot, dan Angkot Haji Imron.
Dari bermain film dan sinetron itulah Bokir sanggup naik haji, membeli empat mobil mewah, serta masing-masing rumah untuk kedua istrinya. Ia meninggal dunia dalam usia 77 tahun pada hari Jumat 18 Oktober 2002.
5. Jl. Raden Ismail (sebelumnya Jl. Buntu)
Raden Ismail merupakan aktor kelahiran Jakarta. Karirnya sukses di dunia panggung sandiwara yang membawanya tampil ke berbagai daerah di Indonesia sampai Singapura, Malaya, dan Muangthai (Thailand).
Di masa Pendudukan Jepang dan di zaman revolusi fisik, dia juga masih aktif bermain sandiwara. Pada 1949 ia mulai terjun ke industri film, yang dimulai dengan Harta Karun.
Kepergiannya mendapat kehormatan tulisan / tajuk rencana dari harian-harian ibukota terkemuka, Indonesia Raja, Pedoman dan Sinar Harapan. Ismail sang aktor legendaris meninggal pada 11 Juli 1969.
6. Jl. Rama Ratu Jaya (sebelumnya Jl. BKT Sisi Barat)
Baca Juga: Cuma Butuh Setengah Jam, Alamat Rumahnya Sudah Berganti, Warga Lansia: RW yang Jemput Bola
Rama Ratu Jaya memiliki nama asli Rama, sedangkan Ratu Jaya adalah nama kampung halaman atau tempat kelahiranya yaitu di Ratu Jaya Depok.
Ia dikenal sebagai seorang pemimpin sekaligus seorang inspirator dari Pemberontakan Tambun yang terjadi ditahun 1869.
7. Jl. KH. Ahmad Suhaimi (sebelumnya Bantaran Setu Babakan Timur)
KH. Ahmad Suhaimi adalah seorang guru yang mengajarkan Al-Qur’an sejak tahun 1960. Suhaimi banyak melahirkan qari/qariah dan hafidz/hafidzah terbaik dari Hulu Sungai Utara. Namanya terkenal dimasyarakat tidak terkecuali dikalangan akademisi, karena dia adalah salah seorang pengajar di STIQ Amuntai.
8. Jl. Mahbub Djunaidi (sebelumnya Jl. Srikaya)
Mahbub Djunaidi adalah ketua umum pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia lahir di Jakarta pada 22 Juli 1933. Ia dikenal sebagai wartawan-sastrawan, agamawan, organisatoris, kolumnis, politikus, serta predikat baik lainnya yang disemangatkan di pundaknya.