Ketegangan kesehatan mental adalah akibat umum dari menyaksikan KDRT orangtua. Namun, konsekuensi ini terkadang terlihat dalam kesejahteraan fisik mereka. Anak-anak usia sekolah mungkin melaporkan sakit kepala dan sakit perut yang dapat dilacak dari situasi tegang di rumah.
Pada bayi, ada risiko lebih tinggi mengalami cedera fisik mengikuti aliran kekerasan yang terus-menerus pada orangtua.
4. Perilaku Agresif
Ketika remaja menyaksikan KDRT, mereka cenderung bertindak sebagai reaksi terhadap situasi tersebut. Mereka mungkin berkelahi, bolos sekolah, terlibat dalam aktivitas seksual berisiko, atau mencoba-coba narkoba dan alkohol. Para remaja ini juga sangat mungkin bermasalah dengan hukum.
5. Pelecehan Fisik
Dalam banyak kasus, anak-anak yang tinggal di rumah tangga yang kasar juga cenderung menjadi korban perlakuan ini sendiri.
Pasangan yang kasar dapat dengan mudah menjadi orang tua atau wali yang kasar—secara fisik, verbal, dan emosional menyakiti anak-anak mereka.
Konsekuensi Jangka Panjang
Anak-anak yang tumbuh dengan menyaksikan orangtua yang mengalami pelecehan cenderung menghadapi efek yang bertahan hingga dewasa. Beberapa efek jangka panjang yang dialami anak-anak setelah menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga dibahas di bawah ini.
1. Depresi
Anak yang cemas yang dibesarkan dalam lingkungan yang beracun dan kasar dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang depresi. Trauma menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga secara rutin menempatkan anak-anak pada risiko tinggi mengalami depresi, kesedihan, masalah konsentrasi, dan gejala depresi lainnya hingga dewasa.
2. Masalah kesehatan
Pola makan yang buruk atau risiko lingkungan mungkin tidak selalu menjadi penyebab utama kondisi seperti penyakit jantung, obesitas, dan diabetes di masa dewasa. Dalam beberapa kasus, penyakit ini memiliki hubungan langsung dengan pelecehan fisik, emosional, dan verbal yang disaksikan atau dialami anak.