5 Rekomendasi Liburan Bernuansa Budaya dari 5 Provinsi di Indonesia, Seru Banget

Senin, 13 Maret 2023 | 09:45 WIB
5 Rekomendasi Liburan Bernuansa Budaya dari 5 Provinsi di Indonesia, Seru Banget
Para pepadu sedang beradu di arena Presean di Kuta Mandalika, Lombok, Kamis (17/2/2022). [Suara.com / Lalu Muhammad Helmi Akbar[
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Puncak Pesta Budaya Tabuik 2015 di Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (25/10).
Puncak Pesta Budaya Tabuik 2015 di Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (25/10).

Tradisi asal Kota Pariaman, Sumatera Barat ini sudah berlangsung sejak abad ke-19 Masehi. Kata tabuik diambil dari bahasa Arab yakni tabut yang artinya peti kayu. Secara simbolik upacara ini menggambarkan kebesaran Allah SWT yang membawa terbang jenazah Husein ke langit dengan buraq karena meninggal mengenaskan dalam Perang Karbala.

Tradisi ini dilaksanakan secara besar-besaran karena melibatkan banyak orang, mulai dari persiapan hingga puncak acara. Dimulai pada tanggal 1 Muharram hingga 15 Muharram, tradisi Tabuik dimulai dengan mengambil tanah, menebang batang pisang, mataam, mengarak jari-jari, mengarak sorban, tabuik naik pangkek, yaitu prosesi menyambungkan badan Tabuik dan pernak-perniknya seperti sayap, ekor, dan bunga salapan.

Kemudian dilanjutkan dengan hoyak tabuik yang merupakan upacara peringatan kematian Hasan dalam pertempuran di Bukit Karbala, dan akhirnya membuang Tabuik tersebut ke laut. Tradisi tabuik hanya bisa dilihat di Sumatera Barat. 

3. Tradisi Bau Nyale, Nusa Tenggara Barat

Tradisi Bau Nyale dilakukan secara turun-temurun setiap tanggal 20 di bulan 10 pada penanggalan Suku Sasak (Rowot Sasak) atau di sekitar bulan Februari pada kalender masehi. Dalam tradisi ini, ribuan orang menangkap cacing laut (nyale) yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika. 

Mandalika sendiri dikenal sebagai putri cantik yang menghanyutkan diri ke laut lepas guna menghindari peperangan antar pangeran yang memperebutkan dirinya.

Perayaan Bau Nyale, tradisi menangkap cacing laut atau nyale, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Dok. ANTARA)
Perayaan Bau Nyale, tradisi menangkap cacing laut atau nyale, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Dok. ANTARA)

Tiap tahunnya, tradisi Bau Nyale diselenggarakan di sepanjang pantai bagian selatan hingga timur. Mulai dari Pantai Kaliantan, Pantai Seger, hingga Pantai Aan. 

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, banyak tidaknya nyale yang muncul setiap tahun, diyakini sebagai pertanda akan banyak tidaknya hasil panen para petani. Bila ingin ikut meramaikan tradisi ini, kamu bisa mengunjungi Lombok pada bulan Februari.

4. Tradisi Dugderan, Semarang, Jawa Tengah

Baca Juga: Australia Rilis 'Travel Warning', Buntut Disahkannya KUHP Baru

Warga Semarang punya kebiasaan unik dalam menyambut bulan suci Ramadan. Yakni dengan melakukan tradisi dugderan yang sudah ada sejak masa kepemimpinan Bupati Kyai Raden Mas Tumenggung Purbaningrat atau Bupati Purbaningrat pada tahun 1881. Tradisi ini pada awalnya muncul akibat perbedaan pendapat masyarakat mengenai penetapan dimulainya bulan suci Ramadan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI