Mandalika sendiri dikenal sebagai putri cantik yang menghanyutkan diri ke laut lepas guna menghindari peperangan antar pangeran yang memperebutkan dirinya.

Tiap tahunnya, tradisi Bau Nyale diselenggarakan di sepanjang pantai bagian selatan hingga timur. Mulai dari Pantai Kaliantan, Pantai Seger, hingga Pantai Aan.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, banyak tidaknya nyale yang muncul setiap tahun, diyakini sebagai pertanda akan banyak tidaknya hasil panen para petani. Bila ingin ikut meramaikan tradisi ini, kamu bisa mengunjungi Lombok pada bulan Februari.
4. Tradisi Dugderan, Semarang, Jawa Tengah
Warga Semarang punya kebiasaan unik dalam menyambut bulan suci Ramadan. Yakni dengan melakukan tradisi dugderan yang sudah ada sejak masa kepemimpinan Bupati Kyai Raden Mas Tumenggung Purbaningrat atau Bupati Purbaningrat pada tahun 1881. Tradisi ini pada awalnya muncul akibat perbedaan pendapat masyarakat mengenai penetapan dimulainya bulan suci Ramadan.
Dilansir dari situs PPID Kota Semarang, tradisi dugderan diawali dengan upacara dan penampilan para penari, lalu disusul oleh arak-arakan warak ngendog, sebuah mahluk yang menyerupai badak yang bertelur.
Selanjutnya, rombongan penari, atraksi warak ngendog, dan para warga mengikuti karnaval dengan berjalan kaki menuju Masjid Kauman Semarang atau Masjid Agung Jawa Tengah. Sesampainya di masjid, Gubernur Provinsi Jawa Tengah sudah menunggu kedatangan Walikota beserta rombongan karnaval.
Kemudian, Gubernur Jawa Tengah dan Walikota Semarang menyampaikan pidato serta ucapan selamat menunaikan ibadah puasa dalam bahasa Jawa. Tradisi ini dilakukan secara meriah lengkap dengan busana adat Jawa.
5. Tradisi Seba, Lebak, Banten
Baca Juga: Australia Rilis 'Travel Warning', Buntut Disahkannya KUHP Baru
Upacara seba bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah kepada Yang Maha Kuasa serta harapan akan keselamatan.
Upacara ini dapat diartikan sebagai kunjungan resmi masyarakat Badui setelah musim panen. Adapun rangkaian dari upacara ini didahului oleh upacara Kawalu, yaitu ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas hasil panen yang berlimpah.
Lalu dilanjutkan dengan Ngalaksa, yang mana pada prosesi ini masyarakat Badui akan bersilaturahmi kepada kerabat sambil membawa hasil panen. Baru setelah itu Upacara Seba dimulai. Upacara ini akan diakhiri dengan penyerahan hasil panen masyarakat Badui kepada Bupati. Sebaliknya, pemerintah akan menyerahkan bingkisan kepada perwakilan masyarakat Badui.