Alih-alih menyimpan banyak energi negatif pada mantan istri/suami, sebaiknya gunakan energi tersebut pada sesuatu yang lebih positif, misalnya menyiapkan masa depan anak Anda. Meski sudah tidak lagi bersama, Anda berdua memiliki tanggung jawab penuh terhadap masa depan anak Anda.
3. Maafkan diri Anda dan mantan pasangan
Rasa bersalah, marah, dan benci bukanlah perilaku yang patut untuk dipertahankan. Berusalah sekuat tenaga untuk berdamai dengan diri sendiri sekaligus mantan pasangan Anda.
Meski sulit dilakukan, memaafkan kekhilafan diri sendiri dan bahkan mantan pasangan sangat penting untuk membangun hubungan baik setelah perceraian.
4. Atur waktu bersama anak
Dalam banyak kasus, urusan hak asuh anak sering kali membawa petaka setelah perceraian. Untuk menghindari hal ini, Anda dan mantan pasangan harus mendiskusikan dengan hati-hati dan kepala dingin. Bila perlu, libatkan pengacara untuk membantu memilih cara terbaik.
Namun, terlepas siapa pun yang mendapatkan hak asuh anak nantinya, masing-masing dari kalian berdua berhak untuk bertemu dan menikmati waktu bersama dengan anak.