4. Mochammad Tabrani
Jurnalis sekaligus politikus legendaris Indonesia, Mochammad Tabrani juga diberikan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2023 ini. Kiprahnya dalam mendalami serta mencetuskan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional pun membuatnya selama ini dikenal sebagai tokoh pergerakan nasional Indonesia.
Selama perjuangan para pahlawan di Indonesia dalam merebut kemerdekaan, Tabrani juga ikut serta dalam organisasi Jong Java dan pemimpin redaksi Harian Pemandangan pada tahun 1936 hingga 1940.
Kecintaannya kepada dunia jurnalistik berhasil membuatnya memegang jabatan di beberapa redaksi saat itu, termasuk mendirikan Institut Jurnalistik dan Pengetahuan Umum bersama Wilopo di Jakarta.
5. KH Ahmad Hanafiah
Tokoh agama dari Lampung, KH Ahmad Hanafiah menjadi tokoh kedua kelahiran Lampung yang mendapat gelar pahlawan nasional dari Presiden RI. Hanafiah yang dikenal sebagai pemimpin "Laskar Golok" ini terkenal dengan kegigihannya melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Lahir dari keluarga santri pada tahun 1908, Ahmad Hanafiah merupakan anak dari pendiri pondok pesantren pertama di Lampung, yaitu KH Muhammad Nur.
Perjuangan Ahmad Hanafiah dalam melawan penjajah saat akan merebut Kota Baturaja, Sumatera Selatan dari Belanda pada tahun 1947. Beliau pun gugur dalam peperangan melawan Belanda yang menyerang Kamerung di Hutan Baturaja, Sumatera Selatan tahun 1947.
6. KH Abdul Chalim
Baca Juga: Sambut Hari Pahlawan, Pos Indonesia: Nyalakan Semangat Pahlawan dalam Diri Kita
Sebagai salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Abdul Chalim kini diberikan gelar Pahlawan Nasional. Pahlawan kelahiran Majalengka ini pun menjadi salah satu pahlawan yang berkiprah di dunia pendidikan agama. Beliau pun mendirikan Pondok pesantren Amanatul Ummah 02 di Majalengka.
Selain sebagai pendiri pusat pendidikan, Abdul Chalim juga dikenal sebagai salah satu tokoh organisasi serta pengurus Sarekat Islam (SI). Beliau juga menjadi salah satu pelopor pembentukan organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Selama perjuangannya dalam mempertahankan organisasi Islam, Abdul Chalim pun beberapa kali terlibat dalam aksi perjuangan para tokoh termasuk bergerilya dalam perang 10 November 1945 di Surabaya.
Kontributor : Dea Nabila