Suara.com - Putra Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu belakangan menjadi sorotan usai membagikan postingan di akun Telegramnya pada hari Sabtu yang kritik IDF (Pasukan Pertahanan Israel), media, dan Pengadilan Tinggi atas kegagalan yang mengarah pada serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Yair Netanyahu, yang pindah ke Miami, Amerika Serikat (AS) awal tahun ini dan tetap tinggal di sana meskipun negaranya sibuk menyerang Gaza, Palestina membagikan klip tentang “bagaimana Pengadilan Tinggi mengubah pengaturan keamanan dan instruksi untuk melepaskan tembakan di perbatasan Jalur Gaza.”
Klip tersebut menampilkan video seorang pengacara dari Kohelet Policy Forum, sebuah lembaga pemikir konservatif yang gagasannya menjadi dasar ideologis program perombakan peradilan yang kontroversial oleh pemerintah Israel.
Yair Netanyahu juga membagikan tangkapan layar berita tanpa sumber dari lembaga penyiaran publik Kan pada tanggal 2 Oktober yang menyatakan: “Pesan yang dikirim oleh Shin Bet dan IDF kepada eselon politik: Untuk menjaga perdamaian di Jalur Gaza – operasi ekonomi Gaza harus dilanjutkan.”
Ia juga menteri juga membagikan kepada 14.000 pelanggannya berita utama dari laporan Channel 12 tentang tentara pengintai yang memperingatkan aktivitas Hamas di perbatasan Gaza selama berbulan-bulan sebelum serangan gencar, namun diabaikan oleh komandan mereka.
Lucunya, meski mengkritik negaranya sendiri, di media sosial, Yair Netanyahu justru habis dihujat karena memilih kabur ke AS di saat negaranya tengah membutuhkan pasukan cadangan untuk menyerang Hamas dan Gaza.
"Anak PMnya aja kabur, ya jelas lah tentaranya juga kabur klo ketemu hamas. Beraninya diudara doang," tulis @mirrxxxx di X.
"Antara takut mati atau dia tau ayahnya gila," kata @thrxxx.
"Orang israhell keknya takut bgt mati anj*r, kemaren liat tentara IDF yang kocar kacir pas perang bukannya maju," tambah @scorxxxx.
Profil Yair Netanyahu