Rekam Jejak Boy Thohir
Boy Thohir dikenal sebagai seorang pengusaha dan investor yang juga kakak kandung dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. Boy yang lahir pada 1 Mei 1965 itu merupakan anak sulung dari pasangan Teddy Thohir dan Edna.
Adapun bakat bisnis yang dikuasai Boy Thohir diturunkan dari ayahnya yang juga merupakan seorang pebisnis dan salah satu pemilik dari Astra International bersama dengan William Soeryadjaya. Sementara itu, sang ibu adalah pengusaha dibidang pakaian.
Kakak Menteri BUMN ini berhasil meraih gelar sarjana administrasi bisnis dari University of Southern California (USC), Amerika Serikat pada tahun 1988. Ia juga sukses meraih gelar magister dengan jurusan yang sama di Northrop University, Amerika Serikat, pada tahun 1989.
Setelah selesai pendidikan, Boy Thohir berkarier dengan bergabung di Astra yang kala itu dipimpin oleh sang ayah. Usai merasa cukup belajar hal-hal baru dari Astra, ia pun mencoba untuk mendirikan sebuah perusahaan properti dengan mendirikan apartemen di kawasan Kasablanka, Jakarta.
Meskpiun demikian, bisnis itu tak berjalan mulus sebab terkendala oleh aturan pembebasan lahan. Alhasil, proyek itu pun dijual ke ayahnya.
Kemudian pada tahun 1992, Boy secara resmi bergabung dengan perusahaan tambang di Sawahlunto Sumatera Barat, bernana PT Allied Indo Coal. Lalu, Boy pun merambah ke bisnis di bidang keuangan dengan cara mengakuisisi perusahaan multifinansial PT Wahana Ottomitra Multiartha atau WOM Finance di tahun 1997.
Setelahnya, Boy membentuk swbuah konsorsium baru dengan membeli saham perusahaan dari Australia, bernama Adaro Energy dari New Hope. Adapun puncak keberhasilan bisnisnya itu saat Adaro Energy berhasil menduduki posisi puncak sebagai perusahaan terbesar kedua di Indonesia setelah PT Kaltim Prima Coal.
Saat masa kepemimpinannya sebagai Presiden Direktur, Adaro Energy juga menjadi salah satu produsen batubara paling besar kelima di dunia. Majalah Forbes pun menobatkan perusahaan Adaro sebagai satu dari lima puluh perusahaan terbaik se-Asia pada tahun 2011.
Baca Juga: Buntut Jokowi Turun Gunung Ikut Kampanye, TKN Prabowo-Gibran: Kami Senang dan Bergembira
Di bulan Mei 2013, Boy pun memborong saham darixperusahaan yang telah dipimpinnya sendiri dengan upaya untuk memperkuat investasinya. Dia telah membeli 2 juta lembar saham milik PT Adaro dengan harga sebesar Rp950/lembar saham atau setara dengan Rp1,9 miliar.