Di antaranya menjadi warga suatu negara di UE (Uni Eropa), di EEA (Wilayah Ekonomi Eropa) atau Swiss. Lalu, calon mahasiswa juga merupakan peserta dalam program pertukaran.
Meski terbilang 'gratis', sebenarnya pendidikan di Negara Nordik dibiayai oleh warga negaranya sendiri. Sebab, hal tersebut dipenuhi dengan uang pajak yang rutin mereka bayarkan.
4. Pajak Negara Tinggi
Sri Mulyani menjelaskan jika negara Nordik menarik pajak yang jauh lebih tinggi dibanding Indonesia. Jika pajak penghasilan di sini, 5%-30%, maka pajak di sana dapat mencapai 70%.
"Emang anak itu enggak bayar (kuliah), yang bayar itu orang tuanya, tax (pajak)-nya bisa 65-70% dari income mereka," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani menceritakan ada temannya yang berasal dari Finlandia. Temannya itu membayar pajak penghasilan sebesar 70%. Jika digaji USD 100 ribu, maka yang diterima hanya USD 30 ribu.
Pajak penghasilan pribadi rakyat Swedia paling rendahnya 29 persen dari gaji mereka. Namun, kebanyakan mereka membayar pajak sekitar 49%-60%.
Orang-orang Swedia sendiri tak merasa terbebani dengan pajak tinggi itu. Menurut survei, badan pajak di sana bahkan pernah menjadi top 3 lembaga yang dinilai mempunyai reputasi terbaik.
Dari hasil pajak tinggi yang bisa dinikmati rakyat Swedia adalah sekolah gratis. Anak-anak di sana dapat menerima pendidikan berkualitas tinggi tanpa harus membayar SPP.
Baca Juga: Ernest Prakasa Skakmat Sri Mulyani Soal Kuliah Gratis Pajaknya 70 Persen Per Orang di Negara Maju
5. Berbeda dengan Skandinavia
Ada istilah Skandinavia yang kerap dipakai secara bergantian dengan Nordik. Namun, keduanya berbeda karena Nordik merujuk pada kawasan utara Eropa di sekitar Laut Baltik.
Sementara itu, Skandinavia mengacu pada masyarakat dan sejarah bangsa yang ada di Semenanjung Skandinavia. Kawasan ini pun dikenal menjadi inti geografis dari negara-negara Nordik.
Adapun yang termasuk negara Skandinavia, yakni Denmark, Norwegia, dan Swedia. Dengan kata lain, Nordik lebih luas, sedangkan Skandinavia terdiri atas tiga negara inti Nordik.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti