Masalah Kesehatan Mental Generasi Sandwich
Dalam menjalankan perannya, para generasi sandwich ini pastinya menghadapi tantangan-tantangan yang berbeda dengan orang lain.
"Pertama, kalau kita punya peran ganda, otomatis kan bebannya bertambah ya. Beban berat itu akhirnya menuntut kita untuk bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Bisa jadi hal-hal tersebut ini membuat kita merasa berat, bebannya terlalu besar. Mungkin sekarang masih struggle, tapi juga harus mengurus banyak hal," papar Nur.
"Tantangan selanjutnya juga terkait dengan how to balance. Generasi sandwich ini sering mengalangi dilema. Contoh ya orang tua dan anak sama-sama sakit, kan dia cuma satu, gimana harus membagi perhatian. Kemudian juga bagaimana membagi waktu antara anak dan orang tua, itu kadang membuat dia tuh merasa bingung," kata Nur lagi.
Lalu, apakah tantangan-tantangan ini akan mengganggu kesehatan
mentalnya? Jawabannya, tergantung. Menurut Nur, kalau bisa di-manage dengan baik, source-nya ada, support sistem-nya juga mungkin mumpuni, hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah.
"Tapi yang jadi masalah adalah ketika ada hal-hal di sekitar yang akhirnya mengganggu kesehatan mentalnya. Sebagai contoh, karena saking sibuknya dengan peran ganda, jadi buru-buru. Di kantor enggak sempat bersosialisasi karena di rumah ada yang perlu diurus. Kemudian juga misalnya tidak punya waktu bahkan untuk diri sendiri, me time enggak ada, jadi merasa burn out, merasa stres yang terkait dengan kecemasan. Atau tekanan itu bisa membuat orang tersebut akhirnya merasa down," jelas Nur.
Cara Menjaga Kesehatan Mental Generasi Sandwich
Hal pertama yang harus di-highlight untuk menjaga kesehatan mental si generasi sandwich, menurut Nur, adalah mindset. Menurutnya, kesehatan (termasuk mental) dipengaruhi oleh bagaimana kita berpikir.
"Apa yang kamu pikirkan, kalau kamu menganggap peran ganda ini sebagai beban, susah, berat, ya akan seperti itu terjadinya," kata Nur memberi contoh.
Baca Juga: Tips Memilih Asuransi Kesehatan untuk Generasi Muda: Pilih yang Tawarkan Benefit Kesehatan Mental
Itu sebabnya, ia pun menyarankan untuk mengubah mindset, memikirkan apa keuntungan menjadi generasi sandwich. Misalnya, selain bisa melihat anak-anak tumbuh dewasa dan berkembang dengan baik, kita juga masih bisa melihat orang tua kita yang sehat.
"Banyak, kan, orang lain yang mungkin ingin banget bisa berbakti kepada orang tuanya, karena punya segala macam, tapi akhirnya hanya bisa mendoakan karena orang tuanya sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa," kata Nur lagi.
Hal selanjutnya, menurut Nur, adalah perencanaan. Karena sudah tahu tugas dan beban kita besar, maka kita harus merencanakan kapan misalnya harus bawa orang tua ke rumah sakit untuk general check up, kapan kita bisa berlibur sama anak, dan sebagainya.
Perencanaan ini termasuk juga bagaimana kita mendelegasikan tugas, karena sejatinya kita bukan superhero yang bisa melakukan segala sesuatu sendiri.
"Misalnya, ada tujuh bersaudara, bisa dibagi. Misalkan secara finansial, bagaimana cara pembagiannya, bagaimana merencanakan waktunya," kata Nur memberi contoh.
Terakhir, Nur mengingatkan hal yang tak kalah penting, yaitu komunikasi terbuka. Jangan ada yang disembunyikan terkait dengan segala sesuatunya.