Ia lalu mengambil gelar Ph.D di Oum Durman Islamic Universiti Sudan, tahun 2019. Disertasinya membahas kontribusi pendiri NU Hadlratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari Dalam Penyebaran Sunnah di Indonesia.
Latar Belakang Pendidikan Kiai Imad
Sedikit berbeda dengan UAS, Kiai Imad tidak belajar sekolah Islam di waktu kecil. Ia lulusan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kresek III, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Kresek. Baru saat di jenjang menengah atas, Kiai Imad belajar di sekolah Islam yaitu Madrasah Aliyah (MA) Ashhabul Maimanah, Serang, Banten.
Ia Lalu melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten di Serang (sekarang UIN Banten, Sarjana Agama) serta Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ), Jakarta dan memperoleh gelar Magister Agama.
Kiai Imad termasuk orang haus ilmu. Dia menuntut ilmu dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Mula dari ujung Banten, ujung Jawa Barat, dari Jawa hingga ke Mesir.
Di Banten, Kiai Imadudin memperoleh ilmu dari ulama utama di zamannya yaitu KH. Syanwani bin Abdul Aziz, dari KH. Sanja bin Kasmin, dari KH. Mufti Asnawi, dari KH. TB. Hasuri bin Tohir, dari KH. Muhammad Dimyathi bin Amin, dari KH. Bustomi bin Jasuta, dari KH. Rafiudin, dari KH. Rusdi.
Ia juga pernah belajar dari KH. Hasan Basri Karawang Jawa Barat, dari KH. Solahudin Kaliwungu, dan dari Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Ba’its al-Kattani al-Iskandari Mesir.
"Guru-gurunya ini jika dilihat dari ketersambungan sanadnya adalah cucu murid dari Syaikh al-Alim al-Allamah al-Arif Billah al-Zahid al-Hafidz Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani, seperti KH. Syanwani murid dari Abuya Siddiq Combong Baros, dan Abuya Siddiq murid dari Syaikh Nawawi al-Bantani," dikutip dari Liputan9.id.
Dengan demikian, KH. Imadudin Usman adalah cicit murid dari Syaikh Nawawi al-Bantani, bukan cicit secara nasab biologis.
Baca Juga: Saling Serang UAS vs Kiai Imad Soal Nasab Habib, Sampai Keluar Tuduhan Miring