Suara.com - Kisruh Pilkada di Jawa Tengah 2024 hingga kini masih menjadi trending topic di berbagai media sosial. Para warganet yang ramai-ramai menghujat warga Jawa Tengah atas kemenangan paslon cagub - cawagub Ahmad Luthfi - Gus Yasin pun kian bertambah.
Dalam pilkada Jateng 2024, paslon nomor urut 1 Andika Perkasa - Hendrar Prihadi harus menerima kekalahan dari hasil quick count yang dipublikasikan oleh empat lembaga survei, yaitu Charta Politika Indonesia, Indikator Politik Indonesia, Lembaga Survei Indonesia (LSI), serta Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Meskipun belum mencapai rekapitulasi suara final yang dijadwalkan akan diumumkan KPU pada Desember 2024 mendatang, namun kekalahan Andika belum bisa diterima oleh publik.
Hal ini yang mendasari banyak warganet yang menghujat warga Jawa Tengah. Bahkan, tak sedikit dari warganet yang memberikan cuitan menohok soal sumber daya manusia (SDM) Jawa Tengah.
Baca Juga: Menakar Pilkada dalam Pembentukan Narasi Budaya Lokal, Seberapa Penting?
"Udah UMR rendah, pendidikan gak merata, SDM juga rendah banget, ditambah cagubnya kek gitu, komplit bener penderitaan warga jateng," tulis akun @c00k***.
"Sebenarnya saya gak senang ikut campur masalah politik, namun saya mengamati bahwa sebagian besar warga Jateng memang SDM nya rendah," cuit akun @progo***.
Hujatan menohok yang ditujukan kepada warga Jawa Tengah ini pun menjadi sorotan.
Lalu, berapa sebenarnya nilai indeks pembangunan SDM di Jawa Tengah jika dibandingkan dengan provinsi lain? Simak inilah selengkapnya.
Indeks pembangunan SDM Jawa Tengah
Baca Juga: Link Real Count Pilkada 2024 KPU, Pantau Hasil Resmi dan Jadwal Pengumumannya
Berdasarkan hasil statistik yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), nilai indeks pembangunan SDM di Indonesia rata-rata mencapai angka 74,20 di tahun 2024. Angka ini sudah meningkat dari hasil indeks pembangunan SDM di Indonesia pada tahun 2022 dan 2023, yaitu sebesar 72,91 dan 73,55.
Dari 38 provinsi di Indonesia, hanya ada 10 provinsi dengan nilai indeks yang lebih dari 74,20 yaitu :
- DKI Jakarta dengan indeks pembangunan SDM 83,08
- DI Yogyakarta dengan indeks pembangunan SDM 81,55
- Kalimantan Timur dengan indeks pembangunan SDM 78,83
- Kepulauan Riau dengan indeks pembangunan SDM 77,97
- Bali dengan indeks pembangunan SDM 77,76
- Sulawesi Utara dengan indeks pembangunan SDM 75,03
- Riau dengan indeks pembangunan SDM 74,79
- Sumatera Barat dengan indeks pembangunan SDM 74,49
- Banten dengan indeks pembangunan SDM 74,48
- Jawa Barat dengan indeks pembangunan SDM 74,43
Sedangkan provinsi Jawa Tengah berada di peringkat 15 dengan indeks pembangunan SDM sebesar 73,88.
Indeks pembangunan SDM di Jawa Tengah ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia harapan hidup, harapan lama sekolah, hingga pengeluaran per kapita.
Dari 29 kabupaten dan 6 kota di Jawa Tengah, Kota Salatiga menjadi kota dengan indeks pembangunan SDM tertinggi, yaitu sebesar 85,72 di tahun 2024. Sedangkan wilayah dengan indeks pembangunan SDM terendah adalah Kabupaten Brebes dengan indeks pembangunan SDM senilai 68,46 di tahun 2024.
Meskipun tak masuk dalam 10 besar dengan indeks pembangunan SDM tertinggi di Indonesia, Jawa Tengah sendiri menjadi provinsi nomor ketiga dengan penduduk terbanyak di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu faktor penilaian indeks pembangunan SDM di Jawa Tengah menjadi lebih kompleks.
Hujatan soal "SDM rendah" yang ditujukan kepada masyarakat Jawa Tengah ini membuat banyak warga Jawa Tengah ikut memprotes dan menyerang balik warganet yang menghujat mereka.
Kontributor : Dea Nabila