Suara.com - Masyarakat Jawa memiliki sebuah tradisi dalam menyambut bulan Sura dan Ramadhan, yaitu mengerjakan puasa ngrowot. Puasa yang dijalankan ini dipercaya bisa membersihkan jiwa dan raga dari segala hal buruk. Lalu apa itu puasa ngrowot?
Diketahui, meski dilakukan dengan niat "puasa", orang-orang yang mengerjakannya tetap boleh makan dan minum. Hanya saja, terdapat jenis makanan dan minuman yang pantang dikonsumsi ketika melakukannya. Tak hanya itu, orang yang hendak puasa growot juga memerlukan "izin" untuk melakukannya.
Selengkapnya, mari simak pengertian puasa ngrowot, waktu pengerjaan, pantangan hingga niatnya dalam ulasan artikel berikut ini.
Apa Itu Puasa Ngrowot?
Istilah ngrowot sendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu dari kata wod/wot yang memiliki makna 'akar'. Ngrowot merujuk pada kegiatan mengonsumsi makanan jenis kerowodan (umbi-umbian) sebagai pengganti dari nasi beserta olahannya atau makanan lain.
Orang yang menjalankan puasa ngrowot hanya dibolehkan memakan tiga jenis pangan, antara lain yaitu pala kependhem, pala kesimpar, dan pala gumandul. Adapun pala kependhem merupakan berbagai jenis umbi-umbian seperti ubi jalar, singkong, talas, kentang, gadhung, garut, ganyong, gembili, suweg, mbote dan jenis lainnya.
Pala kesimpar merupakan jenis sayuran seperti mentimun, labu, pare, kacang-kacangan, semangka, melon, dan lainnya. Sementara pala gumandul adalah makanan dalam bentuk buah-buahan seperti pepaya, mangga, rambutan, pisang, jambu biji, kelapa dan lain sebagainya.
Asal mula tradisi puasa ini yaitu dari orang-orang Jawa yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Jadi, saat mengalami penurunan pasokan beras akibat gagal panen, masyarakat zaman dulu memilih untuk "berpuasa" dan beralih ke makanan pengganti yang lebih murah yaitu berbagai jenis umbi-umbian.
Alih-alih redup begitu saja, nyatanya tradisi ini masih awet sampai saat ini. Selain orang Jawa asli, tak sedikit pula para ulama salaf yang turut mengamalkannya.
Tujuan Puasa Ngrowot
Puasa ngrowot dipercaya bisa menjadikan seseorang lebih khusyuk dalam menjalani suatu ibadah. Adapun dalam kepercayaan masyarakat Jawa, puasa ini diyakini berfungsi untuk menangkal roh-roh jahat yang bisa mengganggu umat Muslim.
Baca Juga: Daftar Hari Libur di Februari 2025, Lumayan Ada 6 Hari
Sedangkan di beberapa lingkup pesantren, puasa ngrowot dapat dikerjakan untuk memohon keberkahan ilmu kepada Allah SWT. Alhasil, semua ilmu yang dipelajari oleh para santri bisa menjadi bekal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan sesama manusia. Biasanya puasa ngrowot dibarengi dengan puasa mutih.