Suara.com - Sahur merupakan makan atau minum yang dilakukan pada waktu sebelum terbit fajar (Subuh).
Hal ini sebagai persiapan untuk menjalankan ibadah puasa, khususnya puasa wajib di bulan Ramadan.
Sahur biasanya dilakukan di akhir malam atau menjelang waktu imsak, yang menandakan berhentinya waktu makan dan minum sebelum puasa dimulai.
Dalam Islam, sahur merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda: "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan" (HR. Bukhari dan Muslim).
Keberkahan ini bisa berupa kekuatan fisik untuk menjalani puasa, serta pahala tambahan dari mengikuti sunnah Nabi.
Waktu sahur berlangsung hingga sebelum azan Subuh berkumandang, dan setelah itu umat Islam mulai menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa.
Lantas apa jadinya bila tidak sahur karena ketiduran atau hal lainnya, apakah puasanya tetap sah?
Puasa tanpa sahur tetap sah menurut hukum Islam karena sahur bukan termasuk rukun atau syarat wajib puasa.
Namun, sahur merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan keberkahan dan keutamaan. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Sah secara hukum
Seluruh mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali) sepakat bahwa puasa tetap sah meski tanpa sahur, asalkan memenuhi dua rukun puasa:
- Niat berpuasa di malam hari.
- Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh hingga maghrib.
2. Sahur termasuk sunnah muakkadah
Meski tidak wajib, sahur menjadi pembeda utama antara puasa umat Islam dengan puasa agama lain.