Suara.com - Jenama hijab premium Buttonscarves menuai perhatian publik setelah sang pendiri, Linda Anggrea, disebut-sebut terkait dengan dugaan kasus korupsi Antam.
Sosok pengusaha bernama lengkap Linda Anggreaningsih dan sepak terjangnya di dunia fesyen Indonesia pun tak luput dari sorotan, apalagi karena ternyata Buttonscarves yang sudah menembus pasar internasional bukan satu-satunya brand yang didirikan dan dikelola olehnya.
Pasalnya kini Linda sudah menjelma menjadi CEO Modinity Group yang menaungi sejumlah jenama fesyen dengan target pasar mereka masing-masing.
Lantas brand apa saja yang kini dikelola Linda lewat Modinity Group? Berikut ulasannya dilansir dari laman resmi:

Buttonscarves didirikan pada tahun 2016 sebagai jenama gaya hidup yang fokus pada aksesoris seperti scarf bermotif, tas, sepatu, bros, alat salat, dan lain sebagainya.
Sejak tahun 2018, jenama ini sudah membuka banyak gerai di pusat perbelanjaan, serta melebarkan sayap dengan membuka dua toko di Malaysia.
2. Benang Jarum
Jenama fesyen ini didirikan pada tahun 2020 dan fokus pada pakaian ready-to-wear (siap pakai) dengan kualitas tinggi dan memiliki potongan yang rapi, modern, serta berdesain sederhana. Sampai saat ini, Benang Jarum telah mempunyai 15 gerai di seantero Indonesia.
Baca Juga: Buttonscarves Milik Siapa? Brand Hijab Premium Lokal Jadi Perbincangan Warga X
3. Buttonscarves Beauty
![Buttonscarves Beauty. [Instagram/@buttonscarvesbeauty]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/13/60978-buttonscarves-beauty-instagramatbuttonscarvesbeauty.jpg)
Anak perusahaan Buttonscarves ini fokus pada produk kecantikan, dengan yang pertama diluncurkan adalah Eau de Parfum pada Oktober 2021. Buttonscarves Beauty kini terus berinovasi termasuk dengan menghadirkan alat-alat rias.
4. Nada Puspita
Nada Puspita didirikan pada tahun 2018. Semula dinamakan Nada Puspita Scarf dan fokus pada scarf bermotif, jenama ini lalu berubah menjadi Nada Puspita dan fokus pada lini busana siap pakai dengan desain modern nan elegan. Nada Puspita telah memiliki gerai di Pondok Indah Mall 3 dan 2.
5. ZytaDelia
Jenama yang didirikan pada tahun 2015 ini fokus pada produk untuk wanita modern dan stylish, seperti scarf, pakaian, hingga aksesoris.
6. Arsscarf
![Arsscarf. [Instagram/@arsscarf_semarang]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/13/67612-arsscarf-instagramatarsscarf-semarang.jpg)
Masih berfokus pada scarf, aksesoris, hingga busana siap pakai, Arsscarf yang didirikan pada tahun 2018 ini menyasar pasar wanita dewasa dan paruh baya.
7. Tsabita
Brand Tsabita didirikan pada tahun 2018 dan berfokus pada produk fesyen muslimah di usia awal 20-an. Tsabita juga meluncurkan busana siap pakai sejak tahun 2022.
8. Calla The Label
Dilihat di bio Instagram-nya, Calla The Label berfokus pada produk-produk fesyen dengan warna serta motif yang berani, serta didesain sedemikian rupa sehingga memunculkan kesan ceria.
Pernyataan Resmi Buttonscarves
Beberapa waktu belakangan, brand hijab Buttonscarves disorot usai sang pemilik, Linda Anggrea, diduga adalah anak dari salah satu tersangka kasus korupsi PT Antam.
Gara-gara hal ini, tak sedikit warganet yang kemudian buka suara soal kecurigaan mereka terhadap bisnis fesyen muslim wanita ini.
Beberapa bahkan terang-terangan menduga Linda terlibat dalam kasus korupsi tersebut, dan brand fashion muslim yang ia bangun merupakan hasil dari pencucian uang PT Antam.
Menanggapi rumor tersebut, pihak Buttonscarves pun merilis pernyataan resminya. Berikut selengkapnya, mengutip surat pernyataan yang diterima Suara.com, Jumat (14/2/2025).
"Buttonscarves menyatakan bahwa rumor yang mengaitkan kami dengan sebuah kasus korupsi di salah satu perusahaan milik negara merupakan fitnah yang tidak berdasar.
Buttonscarves sebagai bagian dari Modinity Group dibangun berdasar integritas dan kejujuran. Profesionalitas dan tata kelola yang baik merupakan fondasi perusahaan.
Berat hati kami untuk mengemukakan fakta yang akan meluruskan rumor karena terkait privasi founder kami ibu Linda Anggrea dan keluarganya. Namun, demi seluruh ribuan karyawan Buttonscarves serta BS Lady di seluruh Indonesia yang loyal mendukung kami, kami harus membuka fakta ini dan menjawab fitnah yang beredar.
Sejak usianya 6 tahun, founder kami, Linda Anggrea, dibesarkan oleh seorang single mother yang berusaha sendiri menafkahi anak dari kecil hingga menyelesaikan bangku sekolah. Sejak beliau bekerja sesudah lulus kuliah, beliau menjadi tulang punggung bagi ibunya.
Buttonscarves didirikan pada tahun 2016, berbekal tabungan pribadi ibu Linda sebesar Rp40 juta dari hasil bekerja, dan dengan tekad gigih untuk memberikan kehidupan yang lebih baik untuk keluarga, beliau membesarkan Buttonscarves hingga menjadi seperti sekarang.
Ke depan, Buttonscarves akan terus menjalankan perusahaan dengan tata kelola yang baik sebagaimana yang kami pegang teguh selama ini. Kami berharap publik bisa menilai dengan lebih baik dan tidak terpengaruh oleh fitnah dari pihak yang tidak bertanggung jawab."

Demikian isi pernyataan resmi dari Buttonscarves terkait rumor yang beredar.