Pelaku religious trauma ini bisa dari lingkup sekitar seperti orangtua, saudara, tetangga, guru, bahkan pemuka agama yang memiliki pemahaman ekstrim soal keyakinan seseorang.
Religious trauma ini belum terlalu umum di Indonesia karena masyarakat Indonesia masih banyak terdoktrin dengan pemahaman agama secara ekstrim yang dipupuk sejak kecil. Tak jarang, religious trauma ini menciptakan lingkungan yang toksik dan membahayakan orang lain karena bersifat terlalu menekan dan memaksakan sesuatu.
Kontributor : Dea Nabila