Setelah itu kamu akan menemui lima anak tangga yang empat diantaranya bercabang.
Lokasinya berada di bawah tanah.
Sementara itu, untuk Pulo Panembung, bangunan ini merupakan tempat bersemedi bagi Sultan.
Lokasinya tak jauh dari Sumur Gumuling.
3. Tempat Perlindungan
Sebagai pesanggrahan atau tempat istirahat, Tamansari nyatanya didesain multifungsi.
Disamping juga sebagai tempat bermeditasi, Tamansari juga dipakai sebagai area perlindungan raja dan keluarganya ketika musuh merangsek ke wilayah Keraton Yogyakarta.
Di area Tamansari terdapat ruang rahasia yang bisa dipakai oleh sultan dan keluarganya melarikan diri bila terdapat bahaya dari musuh. Jalur ini terhubung dengan Keraton Yogyakarta yang disebut Pasarean Ledok Sari.
Uniknya, jalur pelarian yang terletak di bawah tanah Tamansari itu didesain untuk menjebak musuh.
Baca Juga: Daftar Pantai di Jogja Untuk Libur Lebaran 2025 Beserta Harga Tiketnya
Jadi ketika situasi aman, dan musuh mengikuti masuk ke jalur tersebut, sultan bisa membuka pintu air dan mengaliri jalur itu dengan tumpahan air yang bisa menenggelamkan musuh.
4. Bernuansa Portugis
Tamansari yang berarti taman yang indah merupakan bangunan yang pembangunannya digagas oleh Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi.
Meski begitu desain teknisnya dilakukan oleh seorang arsitek asal Portugis bernama Demang Tegis.
Ia disinyalir datang dari Gowa, Sulawesi.
Proses pembangunannya ditangani oleh Tumenggung Mangundipuro yang kelanjutannya digantikan oleh Pangeran Notokusumo.