
Namun Miyazaki tak berpikir demikian, ia menilai minimnya sentuhan manusia dalam karya tersebut malah menjadi nilai minus.
Ia lantas menceritakan pengalamannya yang memiliki teman disabilitas. Untuk melakukan tos saja, temannya kesulitan mengangkat tangan karena lengannya kaku.
"Kalau memikirkan kondisinya, rasanya saya sulit untuk melihat dan menikmati ini (model AI yang dibuat),” ungkap Miyazaki.
Miyazaki lantas mengaku jijik melihat hasil karya dengan AI. Ia mengaku tak akan memakai teknologi tersebut dalam karyanya.
“Siapapun yang membuat ini tidak paham tentang rasa sakit. Saya pribadi merasa jijik. Kalau Anda ingin membuat karya yang menyeramkan, silakan. Tapi saya berharap saya tidak pernah memakai teknologi ini dalam pekerjaan saya. Saya menilai ini seperti penghinaan untuk kehidupan manusia itu sendiri," bebernya.