Terjemahan:
"Allah Maha Besar dengan kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore."
"Tiada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan memurnikan agama ini, meskipun orang-orang kafir membencinya."
"Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, yang menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, serta mengalahkan pasukan musuh dengan keesaan-Nya."
"Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."
![Sejumlah warga melakukan pawai obor malam takbiran di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (9/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/04/09/95847-pawai-obor-malam-takbiran.jpg)
Pandangan Ulama Mengenai Bacaan Takbir
Lafal takbir yang biasa dibaca oleh masyarakat juga dianggap baik dan tidak menyalahi ajaran Islam. Dikutip dari NU Online, Imam An-Nawawi menjelaskan mengenai sifat takbir pada malam dan hari raya dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab. Dalam kitab tersebut, beliau mengutip pendapat Imam As-Syafi’i dan ulama Mazhab Syafi'iyah terkait dengan takbir yang dianjurkan:
صِفَةُ التَّكْبِيرِ المُسْتَحَبَّةِ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
Artinya: “Sifat takbir yang dianjurkan adalah ‘Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar’. Inilah yang paling masyhur dalam pendapat Imam As-Syafi’i dalam kitab Al-Umm dan Al-Mukhtashar serta yang dipegang oleh para ulama Syafi’iyah.” (Imam An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, [Kairo: Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, 2010], Juz V, Halaman 42).
Idulfitri tidak hanya sekadar hari kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga momen di mana umat Islam disunnahkan untuk mengumandangkan takbir sebagai bentuk syukur dan pengagungan kepada Allah SWT. Takbiran malam Idulfitri, yang dimulai sejak terbenamnya matahari pada akhir Ramadan hingga pelaksanaan salat Id, memiliki keutamaan yang luar biasa dalam Islam. Berikut penjelasan mendalam tentang makna dan keutamaannya.