Jika Anda lupa melafalkan niat pada malam hari, Anda bisa membaca niat puasa syawal di siang hari dengan syarat belum makan dan minum, serta belum melakukan sesuatu hal lain yang dapat membatalkan puasa. Berikut lafal niat puasa syawal di siang hari;
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatisy Syawwâli lillâhi ta‘âlâ
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah ta’ala.
Waktu Paling Utama Melaksanakan Puasa Syawal
Ada dua pendapat yang menjelaskan tentang Waktu paling utama dalam melaksanakan puasa syawal. Pendapat pertama berasal dari mazhab Hanafiyyah, Syafi‘iyyah, dan Hanabilah meyakini bahwa puasa syawal yang terbaik atau afdal adalah langsung setelah idul fitri, yakni pada tanggal 2 syawal. Kemudian dilaksanakan secara berurutan sebanyak enam hari.
Pendapat kedua menyatakan puasa syawal tidak harus dilaksanakan tepat setelah shalat ied. Sebaiknya umat Islam menghormati suasana lebaran terlebih dahulu sehingga bisa berbahagia Bersama tamu-tamu di hari raya idul fitri. Puasa syawal bisa ditunda dihari berikutnya dan tidak harus berurutan.
Menurut penjelasan Syekh Ibrahim Al-Baijuri, bagi yang tidak melaksanakan puasa syawal, tidak akan mendapatkan dosa. Bagi yang melaksanakan puasa di luar tanggl 2-7 syawal pun tetap mendapatkan pahala puasa syawal.
Syekh Ibrahim Al-Baijuri menyatakan;
وإن لم يصم رمضان كما نبه عليه بعض المتأخرين والظاهر كما قاله بعضهم حصول السنة بصومها عن قضاء أو نذر
Baca Juga: Apakah Salat Tahajud Harus Tidur Dulu? Ini Penjelasan Ulama
Artinya, "Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan-seperti diingatkan sebagian ulama muta'akhirin-. Tetapi yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qadha atau puasa nadzar (di bulan Syawal)," (Lihat Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri 'alâ Syarhil 'Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).
Demikian itu informasi puasa syawal sampai kapan. Semoga dapat dipahami.
Kontributor : Mutaya Saroh