Di tahun yang sama, proyek tersebut juga menjalin kemitraan dengan PT Nasional Motor untuk mengembangkan mobil bertipe SUV yang diberi nama Digdaya.
Seiring berjalannya waktu, mobil SMK semakin berkembang dan menarik perhatian banyak pihak.
Pada tahun 2010, Foday, Jinbei, dan sejumlah UKM di Indonesia turut berkolaborasi dalam pengembangan mobil jenis SUV dan minitruk.
Kendati demikian, hasil uji kelayakan produk yang dilakukan pada tahun 2012 menyatakan bahwa mobil Esemka belum memenuhi syarat untuk layak jalan.

Kemudian di tahun 2010 juga, berdirilah PT Solo Manufaktur Kreasi yang menjadi pemegang merek utama Esemka. Berselang dua tahun, mereka berhasil meluncurkan varian Rajawali R2 dan Bima 1.1 yang onderdilnya didapat dari dalam dan luar negeri.
Pada tahun 2013, sejumlah 40 unit mobil Esemka mulai didistribusikan ke beberapa kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya, yang umumnya digunakan sebagai moda transportasi umum dan angkutan barang.
Pabrik mobil Esemka kemudian diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, berlokasi di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat, 6 September 2019.
Produksi masal mobil itu pun kembali digaungkan yang kabarnya banyak pesanan dari berbagai instansi pemerintahan, seperti kementerian, TNI, hingga lembaga pemerintah.
Kendati digaungkan akan diproduksi masal, tapi beberapa pihak menganggap jika mobil SMK yang digembar-gemborkan justru mangkrak, salah satunya yang dirasakan oleh Aufaa yan saat ini menggugat Jokowi dan perusahaan yang memproduksi mobil tersebut.
Baca Juga: Ingin Jaga Jarak dari Prabowo? Analis Bongkar Alasan di Balik Aksi Jokowi Nonton Timnas di GBK
Kontributor : Damayanti Kahyangan