Alhasil, demi melestarikan tradisi tanpa membahayakan warga sekitar, AirNav Indonesia turut berperan aktif, berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk menciptakan festival yang aman namun tetap meriah. Mereka memberikan dukungan teknis dan regulasi yang diperlukan agar tradisi tetap lestari tanpa mengorbankan keselamatan.
Perubahan format ini ternyata membawa dampak positif. Festival Balon Udara Tambat Pekalongan mengalami perkembangan pesat dengan peningkatan jumlah peserta setiap tahunnya. Antusiasme masyarakat yang tinggi ini didukung penuh oleh pemerintah daerah melalui penyediaan fasilitas dan promosi, menjadikan festival ini sebagai daya tarik wisata budaya.
Secara filosofis, tradisi balon udara di Pekalongan melambangkan harapan dan doa agar kehidupan masyarakat senantiasa cerah dan penuh warna, seperti warna-warni balon yang menghiasi langit. Transformasi menjadi festival tertambat berhasil menjaga esensi budaya sekaligus menjawab tuntutan keamanan dan modernisasi, menjadikannya daya tarik wisata yang semakin populer dan berdampak positif bagi perekonomian lokal.
Pelaksanaan Festival Balon Udara di Pekalongan
Sesuai namanya festival balon udara biasanya dilakukan pada bulan Syawal, bertepatan dengan perayaan lebaran di mana banyak orang yang pulang kampung ke Pekalongan. Karena perayaannya yang cukup meriah dan terstruktur, festival ini justru berhasil menjadi daya tarik tersendiri dari Pekalongan dan menjadi salah satu sektor pariwisata.
Antusiasme yang tinggi dari warga sekitar juga membuat pemerintah kerap membuat perlombaan untuk mendapatkan desain balon paling menarik dari corak maupun bentuk.
Selain mengawasi perlombaan, pemerintah sekitar tetap memantau penerbangan balon di luar waktu festival yang dikhawatirkan justru membahayakan. Karena itulah, kepolisian setempat tetap melakukan sweeping untuk mengantisipasinya.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri
Baca Juga: Balon Udara Liar Ancam Penerbangan Mudik Lebaran, AirNav Beri Peringatan Keras