Suara.com - Wabah penyakit Chikungunya saat ini tengah merebak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tercatat ada puluhan warga yang terjangkit Chikungunya.
Diduga ada setidaknya 43 warga di Kampung Cibiuk, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung yang tumbang setelah terinfeksi Chikungunya.
Dengan adanya permasalahan kesehatan ini, menjadi sangat penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit Chikungunya, mulai dari gejala hingga pencegahannya.
Berikut merupakan ringkasan informasi yang dapat kamu baca mengenai pengertian, gejala, hingga pencegahan penyakit Chikungunya.

Pengertian Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit infeksi virus tropis yang penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Dikutip dari laman Kemenkes pada Sabtu (11/4/2025), ketika seseorang terinfeksi virus Chikungunya, berbagai gejala dapat muncul sebagai respons tubuh terhadap infeksi tersebut.
Infeksi virus ini sering kali ditandai dengan gejala yang mengganggu, terutama nyeri sendi dan tulang yang dapat berlangsung sangat lama, bahkan hingga bertahun-tahun.
Baca Juga: Kisah Raja Namrud dan Nyamuk Ramai Dibahas di Tengah Heboh Gus Miftah vs Penjual Es Teh
Gejala Chikungunya umumnya muncul setelah masa inkubasi virus dalam tubuh. Beberapa gejala yang paling sering dialami oleh penderita Chikungunya adalah sebagai berikut.
- Demam
Chikungunya biasanya ditandai dengan demam tinggi yang muncul secara mendadak. - Badan terasa lemas
Penderita Chingkungunya sering kali merasa lelah dan tidak berenergi. - Nyeri sendi dan tulang
Ini merupakan gejala umum Chikungunya, di mana nyeri pada sendi bisa terjadi sangat hebat.
Gejala lain yang sering kali muncul kepada penderita Chikungunya adalah nyeri otot, sakit kepala, dan munculnya ruam pada kulit.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang terinfeksi virus Chikungunya menunjukkan gejala. Infeksi tanpa gejala atau asimtomatik juga dapat terjadi.
Fase Chikungunya
Fase penyakit Chikungunya umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu fase akut, fase pasca akut, dan fase kronis. Berikut adalah penjelasan terkait fase-fase Chikungunya.
- Fase akut
Fase awal infeksi biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Gejala-gejala seperti demam dan nyeri sendi sangat dominan pada fase ini. - Fase pasca akut
Fase ini terjadi setelah fase akut mereda dan dapat berlangsung antara 1 hingga 3 bulan. Beberapa gejala, terutama nyeri sendi, mungkin masih dirasakan meskipun intensitasnya berkurang. - Fase kronis
Fase ini terjadi setelah 3 bulan infeksi dan ditandai dengan nyeri sendi persisten yang dapat berlangsung lama, bahkan bertahun-tahun. Nyeri kronis ini dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup penderita dan produktivitas ekonomi yang berhubungan dengan kesehatan.
Penanganan Chikungunya
Belum ditemukan pengobatan antivirus spesifik yang efektif untuk mengatasi infeksi virus Chikungunya. Penanganan yang diberikan berfokus pada upaya untuk meredakan gejala yang dialami penderita.
Langkah-langkah penanganan yang umum dilakukan meliputi istirahat yang cukup, memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum banyak cairan seperti air putih hingga larutan elektrolit. Lalu, konsumsi obat-obatan untuk meredakan demam dan nyeri sendi.
Pencegahan Chikungunya
Mengingat belum adanya pengobatan spesifik, pencegahan menjadi strategi yang paling efektif untuk terhindar dari Chikungunya.
Upaya pencegahan berfokus pada pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus serta menghindari gigitan nyamuk.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Gerakan 3M Plus
- Menguras: menguras secara rutin tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, drum, vas bunga, dan tempat penampungan air lainnya minimal seminggu sekali untuk menghilangkan telur dan jentik nyamuk.
- Menutup: menutup rapat semua tempat penyimpanan air seperti gentong, tandon air, dan botol agar nyamuk tidak dapat masuk dan bertelur.
- Mendaur ulang: mendaur ulang atau membuang barang-barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, seperti ban bekas, kaleng, dan botol plastik.
- Langkah tambahan dengan menggunakan obat nyamuk dan memasang kawat atau jaring-jaring anti nyamuk di jendela dan ventilasi rumah.
2. Memastikan saluran air lancar
Langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah Chikungunya adalah dengan membersihkan saluran air agar tidak tersumbat dan menjadi tempat perlindukan nyamuk.
3. Menaburkan bubuk abate
Menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras secara rutin, sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk membunuh jentik nyamuk.
Bubuk abate adalah larvasida, yaitu insektisida berbentuk serbuk yang digunakan untuk membunuh jentik nyamuk di air.
Fungsi utama dari bubuk abate adalah untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab penyakit DBD, Chikungunya, Malaria, hingga penyakit kaki gajah (filariasis).
Dengan meningkatkan kesadaran tentang Chikungunya dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, kita dapat mengurangi risiko penularan penyakit ini dan melindungi kesehatan diri.