Efek Tarif Trump: Warga AS Panik Borong Sunscreen Korea, Apa Alasannya?

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Rabu, 16 April 2025 | 13:55 WIB
Efek Tarif Trump: Warga AS Panik Borong Sunscreen Korea, Apa Alasannya?
Ilustrasi sunscreen (Freepik/veronastudio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus mengejutkan masyarakat global dengan kebijakan tarifnya. Menariknya, saat negara-negara lain dibuat kelabakan, kecemasan juga meningkat di AS sendiri.

Warga Amerika yang khawatir tentang kenaikan harga diberitakan mulai menimbun produk impor tertentu, dan salah satu barang tersebut adalah tabir surya alias sunscreen dari Korea Selatan.

Diberitakan oleh Korea Times, media Washington Post pada hari Kamis menerbitkan daftar delapan produk yang permintaannya meningkat di AS, berdasarkan tren dari media sosial dan komunitas daring. Sunscreen Korea masuk dalam daftar tersebut.

Sunscreen Korea begitu diminati berkat keunggulannya yang dianggap lebih baik daripada buatan AS dalam segi menghalangi sinar UV, tekstur, dan kemampuannya untuk dipadukan dengan riasan dan kosmetik lainnya.

Tidak seperti di Eropa maupun Asia di mana sunscreen diatur sebagai kosmetik, AS menggolongkannya sebagai obat. Aturan tersebut membuat ilmuwan Amerika harus membatasi penggunaan bahan peningkat warna kulit dan jumlah filter UV dalam pembuatan sunscreen.

Ilustrasi Sunscreen (Pexels/m.malinika)
Ilustrasi Sunscreen (Pexels/m.malinika)

Alhasil, sunscreen Korea dianggap menawarkan manfaat yang lebih luas, sehingga menjadi alternatif yang populer.

Seorang pengguna Reddit menulis bahwa ia membeli tabir surya Korea favoritnya untuk satu tahun. "Saya benar-benar tidak bisa kembali ke tabir surya AS," ujarnya.

"Ini adalah satu-satunya waktu untuk menimbun sebelum hilang — selamanya," kata pengguna maiii.finds dalam TikTok yang diunggah pada bulan Januari dengan lebih dari 200.000 tampilan hingga saat berita ini ditulis.

Sunscreen Amerika vs Korea Selatan

Melansir dari Business Insider, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat yakni Food and Drug Administration (FDA) memperlakukan sunscreen sebagai obat nonresep, yang berarti setiap bahan harus melalui proses persetujuan regulasi yang panjang.

Baca Juga: Pengamat Soroti Dugaan Kesengajaan Trump dalam Mengacaukan Ekonomi Dunia

Meskipun terdengar bagus secara teori, hal tersebut menyebabkan kemajuan formulasi sunscreen buatan AS berjalan lambat, di mana FDA belum menyetujui filter pemblokir UV baru dalam beberapa dekade .

Sementara itu, sunscreen dari negara-negara seperti Korea dan Prancis diklasifikasikan bukan sebagai obat nonresep, tetapi sebagai kosmetik, membuatnya tunduk pada peraturan yang lebih longgar dan inovasi yang lebih cepat.

Produk-produk tersebut tidak hanya dapat mengurangi warna putih (whitecast), tetapi banyak di antaranya menawarkan perlindungan lebih terhadap sinar UVA penyebab kanker daripada sunscreen AS.

Ilustrasi perempuan menggunakan sunscreen (beautyofjoseon.com)
Ilustrasi perempuan menggunakan sunscreen Korea. (beautyofjoseon.com)

Sunscreen Korea sendiri dikenal karena formulanya yang ringan dan dapat menyerap ke dalam kulit tanpa membuatnya terasa berat atau berminyak.

Di sisi lain, banyak sunscreen Korea juga diformulasikan dengan bahan-bahan perawatan kulit , seperti asam hialuronat, niacinamide, dan Centella asiatica untuk meningkatkan kesehatan kulit sekaligus melindungi kulit.

Penjelasan Singkat soal Tarif Trump

Tarif Trump menggegerkan ekonomi dunia setelah diumumkan Donald Trump pada 2 April 2025. Tarif tersebut mengacu pada kebijakan perdagangan, di mana AS menerapkan tarif impor atau bea masuk yang serupa maupun sebanding dengan tarif yang dibebankan oleh negara lain terhadap barang-barang ekspor mereka.

Selain itu, ada tarif tambahan yang disebut tarif respirokal yang ditujukan untuk negara yang memiliki defisit perdagangan besar dengan AS, contohnya Indonesia yang terdampak tarif hingga 32 persen.

Trump menyebut kebijakan tersebut sebagai bagian dari Liberation Day (Hari Pembebasan) untuk meningkatkan ekonomi negaranya dan terlepas dari ketergantungan pada negara lain.

Meskipun niat awalnya adalah melindungi industri dalam negeri, kebijakan Tarif Trump justru memberikan efek negatif yang lebih luas, baik bagi perekonomian AS sendiri maupun ekonomi global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI