Suara.com - Kasus dugaan penganiayaan terhadap pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) kini semakin memanas hingga menyeret nama pendiri OCI dan Taman Safari.
Dugaan tersebut berawal dari pengakuan para eks pemain sirkus yang angkat bicara mendapatkan perlakuan kejam dari para atasan kala beratraksi di Taman Safari seperti disetrum dan dikurung di kandang satwa buas.
Ada beberapa eks pemain mengaku mendapatkan kekejaman dari salah satu sosok yang memelopori OCI dan Taman Safari.
Fifi, seorang yang pernah unjuk bakat bersama OCI datang di hadapan Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Mugiyanto dan menceritakan perlakuan Frans Manangsang terhadap dirinya.
Fifi dalam pengakuannya yang dikutip Jumat (18/4/2025) mengungkap Frans sempat memaksa dirinya untuk latihan hingga malam dan tak diberikan waktu istirahat.
Perempuan yang dahulu berkarier sebagai salah satu pemain kondang OCI bahkan mengaku mendapatkan kekerasan selama latihan.
Tak hanya Fifi, pemain lain bernama Butet juga mengaku mengalami beberapa perlakuan kejam serupa dari Frans.
Publik kini bertanya-tanya apakah Taman Safari dan OCI lahir dari pendiri yang sama. Pasalnya, para pemain OCI mendapatkan perlakuan kejam kala berkarier di salah satu lokasi Taman Safari yang ada di Tanah Air.
Publik berusaha menggali apakah pendiri Taman Safari adalah sosok yang sama dengan pendiri OCI dan turut bertanggung jawab atas nasib Fifi dan rekan-rekannya.
Baca Juga: Mengenal Oriental Circus Indonesia, Eks Pemainnya Mengaku Dieksploitasi
Keluarga Manansang: Para sosok di balik Taman Safari dan OCI
Pendirian Taman Safari Indonesia memang tak bisa lepas dari pendirian OCI.
Sebagaimana yang dirangkum dalam buku biografi berjudul Tiga Macan Safari, OCI bermula dari perjuangan seorang pemain sirkus bernama Hadi Manansang.
Hadi adalah seorang perantau dari Shanghai yang berusaha mencari nafkah di Indonesia usai negara asalnya dilanda Perang Dunia.
Hadi memutuskan untuk menjadi seorang pemain sirkus yang menggelar pertunjukan di jalanan.
Setelah menetap di Indonesia, Hadi dikaruniai dengan tiga orang anak, yakni Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau.
![Taman Safari Indonesia II di Prigen, Jawa Timur. [Wikimedia Commons/Lasthib]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/18/77702-taman-safari-indonesia-ii-di-prigen-jawa-timur-wikimedia-commonslasthib.jpg)
Ketiganya mendapatkan pelatihan dari sang ayah dalam seni akrobat sebagai bekal untuk karier mereka.
Keluarga Manansang perlahan dikenal masyarakat usai kerap menampilkan kehebatan mereka di tempat umum, dari alun-alun hingga Paguyuban Tionghoa di berbagai daerah.
Hadi yang berhasil mengumpulkan uang dari 'mengamen' di jalanan akhirnya bisa membentuk OCI pada tahun 1972.
Adapun dalam waktu bersamaan, Hadi juga memiliki impian untuk membangun sebuah kebun binatang sebagai wujud ketertarikannya kepada dunia satwa.
Hadi membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk mencari lahan dan membangun Taman Safari Indonesia pertama yang dibangun di Cisarua pada tahun 1981.
Akan diperiksa Wamenham, Manansang bersaudara angkat bicara
Mugiyanto melalui Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) berjanji akan mengusut aduan Fifi dan rekan-rekannya terkait dugaan yang menyeret Manansang bersaudara.
Sang Wamenham dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025) akan mengambil langkah tegas dan memanggil petinggi Taman Safari dan OCI, termasuk Frans Manansang yang namanya disebutkan secara terang-terangan.
Tony Sumampouw selaku Komisaris Taman Safari Indonesia sekaligus pelatih satwa OCI menepis tudingan Fifi.
Tony melalui pesan singkatnya kepada awak media, Jumat (18/4/2025) menyebut apa yang diceritakan oleh para eks pemain OCI tak benar dan mengada-ada.
Tak berhenti di situ, Tony juga mengklaim bahwa ada pihak yang sempat sengaja menghubungi pihaknya terkait tudingan kekerasan di lingkungan OCI dan meminta imbalan.
Bagi Tony, tudingan yang kini beredar tak berdasar dan tak dapat dibuktikan.
Kontributor : Armand Ilham