Suara.com - Teh menjadi salah satu minuman yang sering dianggap cocok untuk dinikmati kapan saja, termasuk setelah makan. Banyak orang yang sering kali memesan menu teh hangat atau es teh di restoran ketika makan.
Namun, tahukah Anda bahwa ternyata kebiasaan minum teh setelah makan justru tidak baik untuk tubuh? Di balik kenikmatan secangkir teh setelah makan, ternyata tersimpan fakta yang mungkin belum banyak diketahui.
Yuk, simak penjelasan Dokter Tirta berikut ini untuk mengetahui alasan minum teh setelah makan sebaiknya dihindari.
Dokter Tirta Mandira Hudhi menjelaskan apabila minum teh setelah makan justru dapat mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan yang sudah dikonsumsi sebelumnya. Hal itu lantaran teh memiliki kandungan talanin.
"Betul. Ada talanin. Jujur ini pertanyaan susah. Jawabannya, itu ya minum teh langsung setelah makan itu memang mengganggu penyerapan beberapa mikro dan makronutrien, salah satunya zat besi non heme," jelas Dokter Tirta dikutip dari tayangan YouTube TirtaPengPengPeng, Sabtu (19/4/2025).
Dokter Tirta turut menjelaskan mengapa teh bisa mempengaruhi langsung terhadap tubuh ketika dikonsumsi setelah makan lantaran zat besi yang sulit diserap ketika mengonsumsi minuman itu.
"Jadi teh itu mengandung banyak zat, salah satunya adalah tanin. Tanin ini dapat mengikat zat besi non heme yang terutama pada tumbuhan, tapi kalau zat besi dari heme itu yang dari daging atau protein hewani sehingga membuat tubuh sulit menyerap zat besi tersebut," ungkapnya.
"Ini lumayan mempengaruhi karena 50% atau 60% zat besi dari sayuran atau zat besi nonheme itu akan terikat oleh tanin," sambung Dokter Tirta.
Kendati demikian, Dokter Tirta turut menjelaskan bahwa meminum teh juga bermanfaat bagi tubuh, salah satunya karena kandungan antioksidan.
Baca Juga: Dokter Kandungan Diduga Lecehkan Pasien di Garut, Dokter Tirta Punya Pengamatan Tajam
"Pertama (berdasarkan jurnal), teh hijau itu mengandung antioksidan untuk melawan stres oksidatif dari polifenolnya kalau diminum dijeda antar makan karena teh hijau kaya akan epigalokatekin galat, salah satu antioksidan paling kuat," kata Dokter Tirta.