Kedua calon orang tua akan dimandikan dengan air bunga dalam proses siraman. Proses siraman bermakna untuk membersihkan kedua calon orang tua dari berbagai kejahatan dalam diri mereka.
Prosesi lain melingkupi memecahkan telur, brojolan, jual rujak, membelah kelapa, dan terakhir kenduri. Semua proses tersebut dilakukan agar si bayi dan orang tua bisa menjadi keluarga yang harmonis dan penuh dengan kebaikan semasa hidup berkeluarga.
Beberapa masyarakat, seperti yang dilakukan oleh Aaliyah dan Thariq Halilintar juga melakukan prosesi tambahan yakni pecah kendi.
Makna pecah kendi dalam Mitoni
Mengutip penjelasan dari Pemerintah Desa Wonosari, Gunungkidul, pecah kendi masuk ke dalam rangkaian prosesi siraman.
Setelah kedua calon orang tua dimandikan dengan air bunga, kendi tempat menampung air akan dilempar ke tanah. Konon, pecah kendi bisa meramal jenis kelamin si bayi sebelum lahir.
Jika kendi pecah, berkeping-keping hingga tidak bersisa, maka anak yang lahir diyakini akan berjenis kelamin perempuan. Lalu jika cucuk atau moncong kendi masih utuh, maka bayi dipercaya akan lahir sebagai seorang laki-laki.
Meramal jenis kelamin bayi sebenarnya juga dapat dilakukan dalam proses memecahkan kelapa. Namun, untuk sebagian masyarakat seperti Aaliyah dan Thariq, mereka memilih untuk meramal jenis kelamin anak melalui proses pecah kendi.
Baca Juga: Potret Acara Syukuran Tujuh Bulanan Aaliyah Massaid, Reza Artamevia Banjir Air Mata
Adapun dalam Mitoni yang diselenggarakan Aaliyah dan Thariq, tampak Thariq berdiri di samping Aaliyah setelah melangsungkan prosesi siraman dan hendak memecahkan kendi untuk memandikan dirinya dan sang istri.