Ini Makna Tradisi Pecah Kendi yang Dilakukan Thariq Halilintar di Mitoni Aaliyah Massaid

Kamis, 24 April 2025 | 19:06 WIB
Ini Makna Tradisi Pecah Kendi yang Dilakukan Thariq Halilintar di Mitoni Aaliyah Massaid
Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar gelar upacara Mitoni. (Instagram).

Suara.com - Aaliyah Massaid kini tengah menyambut usia kehamilannya yang menginjak usia ke-7 bulan dengan upacara Mitoni.

Upacara tersebut mengandung segudang makna dan simbolisme yang konon dipercaya oleh masyarakat Jawa untuk memberikan doa terbaik bagi si bayi.

Aaliyah dan sang suami, Thariq Halilintar turut mengundang keluarga dan sahabat dalam acara yang diselenggarakan Rabu (23/4/2025) bertepatan dengan usia 7 bulan bayi di kandungan Aaliyah.

Acara tersebut turut dihadiri keluarga besar Gen Halilintar dan kedua ibu Aaliyah, Reza Artamevia dan Angelina Sondakh. Seluruh keluarga yang hadir turut mengikuti dan menyaksikan sederet prosesi yang ada dalam upacara tersebut.

Salah satu bagian upacara yang turut menarik atensi yakni proses pecah kendi. Proses tersebut mengandung makna yang kaya dan diyakini bisa 'meramal' jenis kelamin bayi.

Lantas, mengapa proses pecah kendi dilakukan? Apa makna dari proses pecah kendi tersebut?

Mengenal Mitoni dan berbagai unsur di dalamnya

Sebelum masuk ke makna pecah kendi, perlu memahami keseluruhan tentang Mitoni untuk mendapat gambaran utuh upacara sakral ini. Mitoni diambil dari kata 'pitu' yang berarti tujuh, sesuai dengan usia bayi di dalam kandungan, yakni tujuh bulan.

Ketika bayi sudah berumur tujuh bulan, maka kedua orang tuanya menyelenggarakan upacara Mitoni untuk mendoakan masa depan si bayi. Proses upacara Mitoni diselenggarakan dengan berbagai unsur dan prosesi yang runtut.

Baca Juga: Potret Acara Syukuran Tujuh Bulanan Aaliyah Massaid, Reza Artamevia Banjir Air Mata

Pertama, kedua calon orang tua akan menempuh prosesi sungkeman, yakni baik calon ayah maupun calon ibu dari si bayi memberikan penghormatan kepada orang tua mereka sebagai bentuk permohonan maaf dan restu. 

Kedua calon orang tua akan dimandikan dengan air bunga dalam proses siraman. Proses siraman bermakna untuk membersihkan kedua calon orang tua dari berbagai kejahatan dalam diri mereka.

Prosesi lain melingkupi memecahkan telur, brojolan, jual rujak, membelah kelapa, dan terakhir kenduri. Semua proses tersebut dilakukan agar si bayi dan orang tua bisa menjadi keluarga yang harmonis dan penuh dengan kebaikan semasa hidup berkeluarga.

Beberapa masyarakat, seperti yang dilakukan oleh Aaliyah dan Thariq Halilintar juga melakukan prosesi tambahan yakni pecah kendi.

Makna pecah kendi dalam Mitoni

Mengutip penjelasan dari Pemerintah Desa Wonosari, Gunungkidul, pecah kendi masuk ke dalam rangkaian prosesi siraman.

Setelah kedua calon orang tua dimandikan dengan air bunga, kendi tempat menampung air akan dilempar ke tanah. Konon, pecah kendi bisa meramal jenis kelamin si bayi sebelum lahir.

Jika kendi pecah, berkeping-keping hingga tidak bersisa, maka anak yang lahir diyakini akan berjenis kelamin perempuan. Lalu jika cucuk atau moncong kendi masih utuh, maka bayi dipercaya akan lahir sebagai seorang laki-laki.

Meramal jenis kelamin bayi sebenarnya juga dapat dilakukan dalam proses memecahkan kelapa. Namun, untuk sebagian masyarakat seperti Aaliyah dan Thariq, mereka memilih untuk meramal jenis kelamin anak melalui proses pecah kendi.

Adapun dalam Mitoni yang diselenggarakan Aaliyah dan Thariq, tampak Thariq berdiri di samping Aaliyah setelah melangsungkan prosesi siraman dan hendak memecahkan kendi untuk memandikan dirinya dan sang istri.

Thariq berdiri sambil membawa dan mengangkat kendi tersebut lalu sontak membantingnya dengan keras ke tanah.

Ketika kendi dilempar oleh Thariq dari atas panggung, kendi tersebut pecah, tetapi meninggalkan cucuk atau moncong kendi yang masih utuh. MC atau pembawa acara sontak mengumumkan bahwa anak Thariq dan Aaliyah dipercaya akan berjenis kelamin laki-laki.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI