Rahasia Nasi Rendah Gula Terungkap: Tetap Nikmat, Gula Darah Aman

Dinda Rachmawati Suara.Com
Rabu, 30 April 2025 | 11:30 WIB
Rahasia Nasi Rendah Gula Terungkap: Tetap Nikmat, Gula Darah Aman
Ilustrasi nasi. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, nasi merupakan bagian tak terpisahkan dari setiap waktu makan. Namun, konsumsi nasi putih yang tinggi indeks glikemik dapat menjadi tantangan, terutama bagi penderita diabetes atau siapa pun yang ingin menjaga kadar gula darah tetap stabil. 

Tingginya kandungan pati dalam nasi putih membuat tubuh lebih cepat memecahnya menjadi glukosa, yang kemudian menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Menariknya, tantangan ini tidak berarti nasi harus dihindari sepenuhnya. 

Dengan pendekatan yang lebih bijak dalam memilih jenis beras dan teknik memasak, nasi tetap bisa menjadi sumber energi yang aman dikonsumsi dalam pola makan harian yang seimbang.

Memilih Jenis Beras yang Tepat

Langkah pertama menuju konsumsi nasi yang lebih sehat dimulai dari pemilihan beras. Jenis-jenis beras seperti beras merah, beras coklat, dan beras hitam diketahui memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan beras putih. 

Selain itu, beras-beras ini juga mengandung lebih banyak serat, yang membantu memperlambat proses pencernaan dan pelepasan gula ke dalam darah.

Serat dalam beras merah dan hitam tidak hanya bermanfaat bagi sistem pencernaan, tetapi juga mendukung perasaan kenyang lebih lama, sehingga dapat membantu mengontrol nafsu makan dan menjaga berat badan.

Metode Memasak yang Mengurangi Kadar Gula

Tak hanya soal jenis beras, teknik memasak juga memainkan peran penting. Salah satu cara yang bisa dicoba adalah dengan menambahkan satu sendok teh minyak kelapa saat memasak nasi. 

Baca Juga: 10 Jenis Ikan Tinggi Protein Cocok untuk Diet dan Cegah Stunting

Penelitian menunjukkan bahwa lemak sehat seperti minyak kelapa dapat mengubah struktur pati dalam nasi menjadi “pati resisten”—yaitu jenis pati yang lebih sulit dicerna tubuh dan tidak dengan cepat diubah menjadi glukosa. Hasilnya, kadar gula darah tidak melonjak secara drastis setelah makan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI