Kenapa Orang Barat Cebok Pakai Tisu? Alasannya Tak Sekadar Beda Budaya dengan Orang Timur!

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 01 Mei 2025 | 14:48 WIB
Kenapa Orang Barat Cebok Pakai Tisu? Alasannya Tak Sekadar Beda Budaya dengan Orang Timur!
Tisu di Toilet. [Dok. Antara]

Suara.com - Perbedaan cara cebok pakai air dan tisu kerap menjadi perbincangan ketika membandingkan budaya Timur dan Barat. Ya, Barat dikenal dengan kebiasaan cebok pakai tisu.

Di negara-negara Asia, orang-orang yang cebok menggunakan air dianggap sebagai praktik umum. Sementara di Barat, tisu menjadi alat utama untuk membersihkan diri setelah buang air besar.

Mengutip dari berbagai sumber, fenomena cebok dengan tisu ini ternyata tidak hanya dipengaruhi budaya, tetapi juga oleh faktor cuaca, teknologi, dan kebiasaan konsumsi makanan.

Masyarakat Barat, yang umumnya tinggal di wilayah dengan iklim dingin, lebih memilih cebok pakai tisu karena menghindari kontak langsung dengan air.

Sementara itu, di wilayah tropis, seperti Asia dan Afrika, menggunakan air setelah buang air justru menjadi standar kebersihan yang tidak bisa ditawar.

Berdasarkan riset "Toilet hygiene in the classical era" (2012), penggunaan tisu untuk membersihkan diri justru pertama kali ditemukan di Tiongkok pada abad ke-6. Penemuan ini merupakan pengembangan dari teknologi kertas yang juga berasal dari Tiongkok.

Namun, tisu toilet baru populer di Barat beberapa abad kemudian, tepatnya pada abad ke-16, saat disebut pertama kali oleh sastrawan Prancis, Francois Rabelais. Saat itu pun ia menyatakan bahwa tisu toilet kurang efektif untuk membersihkan kotoran.

Meski dianggap tidak maksimal, kebiasaan cebok pakai tisu tetap berkembang di Barat. Faktor cuaca menjadi alasan utama.

Dalam ulasan lain, ada pula yang menyebutkan bahwa masyarakat di negara-negara dingin cenderung menghindari penggunaan air untuk mandi atau cebok karena suhu rendah membuat air terasa tidak nyaman digunakan. Inilah yang membuat tisu menjadi solusi praktis dan cepat dalam membersihkan diri.

Selain faktor iklim, perbedaan pola makan juga menjadi alasan kuat mengapa masyarakat Barat menggunakan tisu.

Umumnya, orang Barat mengonsumsi makanan rendah serat yang menghasilkan kotoran kering dan sedikit air, sehingga penggunaan tisu dianggap cukup.

Sebaliknya, masyarakat Asia dan Afrika sering mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran dan buah-buahan, yang membuat kotoran lebih lembek dan memerlukan air untuk membersihkannya secara maksimal.

Perbedaan metode cebok ini juga berkaitan dengan ajaran agama. Dalam Islam dan Hindu, misalnya, menggunakan air untuk bersuci adalah bagian dari syariat.

Sehingga bagi masyarakat yang memeluk agama-agama ini, cebok pakai air bukan sekadar kebiasaan, melainkan kewajiban keagamaan yang berkaitan langsung dengan kesucian diri.

Popularitas tisu toilet semakin meningkat di dunia Barat setelah ditemukannya tisu gulung pada tahun 1890. Penemuan ini mendorong industrialisasi produksi tisu secara masif.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI