7 Ciri-Ciri Orang Haus Validasi, Waspada Jika Selalu Merasa Ingin Dipuji

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Sabtu, 03 Mei 2025 | 23:28 WIB
7 Ciri-Ciri Orang Haus Validasi, Waspada Jika Selalu Merasa Ingin Dipuji
Ilustrasi orang haus validasi. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baim Wong masih terus menjadi sorotan publik terkait masalah percerainnya dengan Paula Verhoeven. Gara-gara itu, jejak digitalnya muncul kembali, salah satunya soal pengakuannya yang selalu mencari validasi.

Hal kurang menyenangkan tersebut terungkap dalam podcast kanal Youtube Grace Tahir. Awalnya Baim Wong bercerita bahwa dirinya sering diremehkan semasa muda.

Sikap itu tak hanya ia dapat dari kenalan, tapi juga pernah dilakukan oleh keluarganya sendiri. Pengalaman pahit tersebut akhirnya membuat dirinya tumbuh sebagai sosok yang haus akan validasi.

Ciri-Ciri Orang yang Haus Validasi

Orang yang haus akan validasi bisa memberi efek negatif pada dirinya sendiri. Adapun berikut sederet ciri-ciri seseorang dengan perilaku tersebut.

1. Terlalu Mengandalkan Pujian

Salah satu tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mencari validasi adalah dengan terus-menerus membutuhkan pujian. Ini bukan sekadar membuat suasana hati menjadi senang, namun ada indikasi jika orang itu bergantung pada persetujuan.

Seseorang akan terus menerus bertanya atau memancing terhadap suatu hal hingga orang lain sepakat. Jika malah sebaliknya, orang yang haus validasi biasanya tidak banyak merespon. Mereka akan mengulangi hal yang sama demi pujian.

2. Terus Menerus Menebak-nebak Keputusan 

Perlu diketahui bahwa sering menebak-nebak keputusan dan mencari masukan orang lain merupakan tanda keinginan untuk divalidasi.

Baca Juga: Digosipkan dengan Baim Wong, Olla Ramlan Akui Dekat dengan Sahabat Raffi Ahmad

Padahal, memercayai penilaian sendiri dan tahu bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan adalah cara bagaimana seseorang bisa tumbuh.

Salah satu contohnya menanyakan apakah pilihannya sudah sesuai dengan kondisinya saat ini. Ia tidak percaya dengan pendapat diri sendiri dan memilih bertanya kepada orang lain.

3. Terlalu Sensitif Terhadap Kritik

Jika merasa tersinggung saat ada yang mengkritik kita dan menganggapnya terlalu personal, mungkin hal ini menjadi pertanda kita sedang mencari validasi.

Biasanya, seseorang yang haus validasi  memiliki kepekaan tinggi terhadap berbagai kritik.

Ada ketakutan tentang kritik yang mencerminkan nilai mereka secara pribadi. Kepekaan ini dapat mengarah pada penghindaran situasi apa pun yang dapat memicu kritik. Dengan begitu, hal tersebut menghambat pertumbuhan dan peluang pribadi.

4. Takut Ditolak

Tak ada satu orang pun yang suka ditolak. Namun ketika rasa takut ditolak mulai mengendalikan tindakan dan keputusan seseorang, hal tersebut mungkin menandakan adanya haus validasi.

Ketakutan menyebabkan seseorang menghindari situasi yang berisiko gagal hingga membatasi potensi.

Mungkin banyak orang yang berpegang teguh pada apa yang nyaman dan familiar daripada mengambil risiko. Penolakan bukan cerminan harga diri, anggap saja sebagai kesempatan belajar hal baru.

5. Ada Kebutuhan untuk Disukai

Jika mendapati diri Anda mengubah perilaku atau menekan jati diri Anda agar diterima atau disukai, itu merupakan pertanda Anda haus validasi dari orang lain.

Nilai dirimu tidak ditentukan oleh seberapa besar orang lain menyukaimu, tetapi oleh seberapa besar kamu menyukai dirimu sendiri.

6. Kesulitan Mengatakan "Tidak"

Apakah seseorang mampu mengingat ketika dirinya sendiri menyetujui sesuatu, meski sangat ingin mengatakan "tidak"? Jika ini umum terjadi, mungkin hal tersebut menjadi pertanda ia mencari validasi. Saat merasa sulit berkata tidak, seringkali karena takut mengecewakan atau dianggap tak baik.

Ketakutan tersebut dapat membuat orang tersebut berkomitmen berlebihan dan merasa kewalahan. Penting untuk dipahami bahwa mengatakan tidak tidak membuat seseorang menjadi jahat. Ia hanya ingin memprioritaskan kebutuhan diri sendiri.

7. Mengukur Kesuksesan dengan Standar Orang Lain

Indikator paling signifikan bahwa seseorang mencari validasi ketika mengukur keberhasilan berdasarkan standar orang lain.

Jadi, saat mengejar sebuah tujuan, mungkin sebenarnya bukan milik diri sendiri, melainkan hanya senang kala dipuji oleh orang lain.

Kesuksesan seseorang seharusnya ditentukan oleh nilai-nilai dan aspirasi diri sendiri. Bisa berupa pertumbuhan pribadi, kepuasan, dan kebahagiaan. Biarkan hal ini yang menjadi ukuran keberhasilan, bukan malah standar atau persetujuan orang lain.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI